×
Ad

Penemuan Mengejutkan Cadangan Air Purba Raksasa Terkunci dalam Bumi

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 16 Des 2025 05:45 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/AndrisBarbans
Jakarta -

Studi terbaru menemukan adanya cadangan air purba sangat besar dan belum diketahui sebelumnya, terletak ribuan kilometer di bawah permukaan Bumi. Temuan ini dapat memberikan petunjuk untuk memahami proses evolusi Bumi.

Saat mensimulasikan kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi ekstrem 660 kilometer di bawah tanah, peneliti di China menemukan bahwa mineral utama mantel Bumi atau bridgmanite, punya kapasitas penyimpanan air yang signifikan bahkan pada suhu hingga 4.100 derajat Celcius.

Mantel Bumi adalah lapisan batuan panas dan padat yang tebal dan bersifat semi padat, terletak antara kerak dan inti luar, mewakili sekitar 84 persen volume planet dan 67 persen massanya. Bagian terpanas dari massa semi cair ini bersirkulasi secara perlahan, layaknya plastik kental.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Science ini mengubah pemahaman tentang bagaimana air disimpan dan didistribusikan jauh di dalam Bumi. Hal ini mengindikasikan bahwa air yang tersimpan sejak masa awal pembentukan Bumi ini mungkin berperan krusial dalam mengubah planet dari bola api membara jadi dunia layak huni.

Du Zhixue, profesor di Institut Geokimia Guangzhou yang memimpin penelitian, mengatakan jumlah air cukup besar mungkin terkunci jauh di dalam mantel saat batuan cair mendingin dan mengkristal menjadi wujud yang lebih padat.

Bumi 4,6 miliar tahun lalu bukan planet tenang seperti sekarang. Tumbukan benda langit konstan dan dahsyat mengaduk permukaan dan bagian dalamnya jadi lautan magma bergolak. Saat itu kondisinya sangat panas sehingga air mustahil ada dalam bentuk cair. "Namun di masa muda membara itu, sejumlah besar air justru terperangkap jauh di dalam Bumi," ujarnya.

Saat lautan magma purba mendingin, ia mengkristal membentuk mineral padat, yang secara bertahap menciptakan lapisan mantel yang tebal. Bridgmanite, mineral pertama dan paling melimpah yang mengkristal di mantel, mungkin bertindak seperti spons pada tingkat mikroskopis.

Dengan memodelkan proses kristalisasi lautan magma, tim peneliti menemukan bahwa berkat kemampuan penguncian air yang kuat dari bridgmanite, mantel bawah menjadi reservoir air terbesar di keseluruhan mantel begitu lautan magma mulai memadat.

Jumlah air yang tertahan di mantel padat awal mungkin setara dengan 0,08 hingga 1 kali volume seluruh lautan modern. Dikutip detikINET dari Xinhua, air yang terkunci dalam batu jauh di bawah tanah itu bukanlah timbunan statis tapi jadi semacam pelumas bagi mesin geologis kolosal Bumi.

Seiring waktu, air yang terkurung di kedalaman tersebut perlahan kembali ke permukaan melalui pergerakan lambat magma. Hal ini berkontribusi pada pembentukan atmosfer dan lautan purba. Air yang tersimpan dalam struktur awal Bumi kemungkinan berfungsi sebagai kekuatan krusial yang akhirnya mendorong transformasi planet ini dari neraka cair menjadi dunia biru yang layak huni seperti sekarang.




(fyk/fyk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork