Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Satu Sisi Bumi Mendingin Lebih Cepat, Ini Dampaknya

Satu Sisi Bumi Mendingin Lebih Cepat, Ini Dampaknya


Rachmatunnisa - detikInet

Bumi
Foto: via Popular Mechanics
Jakarta -

Para ilmuwan dari University of Oslo mengatakan, satu sisi interior Bumi kehilangan panas jauh lebih cepat dibandingkan sisi lainnya.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters menggunakan model komputer dari 400 juta tahun terakhir untuk menghitung seberapa 'terisolasi' setiap belahan Bumi oleh massa benua, yang merupakan kualitas kunci yang menahan panas di dalam alih-alih melepaskannya. Pola ini berawal dari benua Pangaea.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bumi memiliki interior cair merah panas yang menghangatkan seluruh planet dari dalam. Bumi juga berputar, menghasilkan gravitasi dan medan magnet Bumi. Hal ini menjaga atmosfer pelindung kita tetap dekat dengan permukaan Bumi.

Dalam jangka waktu yang sangat panjang, bagian dalam Bumi ini akan terus mendingin hingga Bumi lebih menyerupai Mars. Hal yang mengejutkan dalam penelitian ini adalah bagaimana panasnya menyebar secara tidak merata, tetapi alasannya masuk akal secara intuitif, yaitu sebagian Bumi telah terisolasi oleh daratan yang lebih luas, menciptakan semacam lapisan termos yang memerangkap panas.

ADVERTISEMENT

"Hal ini kontras dengan bagaimana Bumi kehilangan sebagian besar panasnya, evolusi termal Bumi sebagian besar dikendalikan oleh laju kehilangan panas melalui litosfer samudra," tulis para penulis studi tersebut seperti dikutip dari Popular Mechanics.

Mengapa ini merupakan lokasi kehilangan panas terbesar? Untuk itu, kita perlu penjelasan singkat dan sederhana tentang pergeseran benua. Mantel Bumi ibarat oven konveksi yang menggerakkan alat olahraga lari. Setiap hari, permukaan dasar laut bergerak sedikit demi sedikit, dasar laut baru lahir dari magma yang meletus di batas benua, sementara dasar laut lama hancur dan meleleh di bawah daratan benua yang sudah ada.

Untuk mempelajari bagaimana panas di dalam Bumi berperilaku, para ilmuwan membangun sebuah model yang membagi Bumi menjadi belahan Afrika dan Pasifik, kemudian membagi seluruh permukaan Bumi menjadi sebuah grid berdasarkan setengah derajat lintang dan bujur.

Para ilmuwan menggabungkan beberapa model sebelumnya untuk hal-hal seperti usia dasar laut dan posisi benua selama 400 juta tahun terakhir. Kemudian, tim tersebut menghitung jumlah panas yang terkandung dalam setiap sel grid selama masa hidupnya yang panjang. Hal ini membuka jalan untuk menghitung laju pendinginan secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa sisi Pasifik telah mendingin jauh lebih cepat.

Dasar laut jauh lebih tipis daripada daratan yang besar, dan suhu dari dalam Bumi 'diredam' oleh volume air dingin yang sangat besar di atasnya. Bayangkan Samudra Pasifik yang sangat besar dibandingkan dengan daratan di sisi sebaliknya, yaitu Afrika, Eropa, dan Asia. Masuk akal bahwa panas menghilang lebih cepat dari dasar laut terbesar di dunia.

Penelitian sebelumnya tentang efek dasar laut ini hanya mencakup rentang waktu 230 juta tahun, artinya model baru ini, yang mencakup rentang waktu 400 juta tahun, hampir menggandakan jangka waktu yang dipelajari.

Terdapat kontradiksi yang mengejutkan dalam temuan tersebut. Belahan Bumi Pasifik telah mendingin sekitar 50 Kelvin lebih banyak daripada belahan Bumi Afrika, tetapi kecepatan lempeng yang secara konsisten lebih tinggi di belahan Bumi Pasifik selama 400 juta tahun terakhir menunjukkan bahwa Pasifik jauh lebih panas pada suatu momen tertentu.

Apakah wilayah ini pernah tertutup daratan di masa lalu yang sangat jauh, sehingga menyimpan lebih banyak panas di dalamnya? Ada penjelasan lain yang mungkin, tetapi bagaimanapun juga, aktivitas tektonik Pasifik yang tinggi saat ini menunjukkan adanya perbedaan panas. Semakin banyak lelehan mantel, semakin banyak lempeng yang dapat bergeser dan bertabrakan.




(rns/rns)