×
Ad

Duka dari Utara Sumatera

Gajah Mati Terbawa Banjir, Pakar UGM Soroti Habitat Alami Tergusur Sawit

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 03 Des 2025 15:40 WIB
Seorang warga melintasi bangkai gajah Sumatra yang ditemukan mati di daerah bencana banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (29/11/2025). Foto: ANTARA/FB Anggoro
Jakarta -

Viral di media sosial, potret memilukan seekor gajah Sumatra ditemukan mati terbenam di antara tumpukan kayu hutan dan lumpur yang terbawa banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Netizen geram karena hal ini diduga kuat akibat dari longsornya habitat asli mereka karena bencana banjir tersebut.

Ya, bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sumatra menelan ratusan korban jiwa, juga merusak habitat dari satwa dan menewaskannya. Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo menegaskan bahwa hal tersebut menjadi perhatian yang serius bagi semua pihak agar memperhatikan habitat dari satwa, tidak hanya gajah, karena wilayah Sumatra memiliki beragam jenis spesies flora dan fauna.

"Jadi, hilangnya habitat karena ulah manusia itu dengan sendirinya juga, flora dan faunanya juga ikut menjadi korban," jelasnya seperti dikutip dari situs resmi UGM, Rabu (3/12/2025).

Menurut Wisnu, banjir bandang yang disebabkan oleh alih fungsi lahan perkebunan sawit tersebut tentu mengakibatkan gajah-gajah menjadi terfragmentasi dan menjadi semakin terjepit.

Tidak hanya kelapa sawit, habitat asli dari hewan dengan nama ilmiah Elephas maximus sumatranus ini juga dialihfungsikan menjadi pertambangan, pembuatan jalan, permukiman, dan perladangan. Selain gajah yang menjadi korban, bentang alam pun kian menyusut akibat dari ulah manusia. Hal tersebut membuat gajah terseret ke pemukiman warga.

"Padahal untuk seekor gajah itu perlu tempat untuk sosialisasi, berkumpul bersama dengan kelompok gajah, dengan kawanan gajah yang lain. Kemudian dia sudah memiliki jalur misalnya untuk mandi, mencari makan, berkembang biak di habitat yang nyaman, sehingga populasinya bisa semakin meningkat. Tapi dengan adanya kondisi seperti ini, itu akan membuat mereka itu juga semakin terjepit dan terpaksa terseret ke pemukiman," jelas Wisnu.

Menjaga habitat asli

Wisnu menilai bahwa untuk mencegah hal serupa, perlu dilakukan konservasi dengan cara menjaga habitat asli dari para gajah. Menurutnya, habitat paling baik terdapat di tanah Sumatra, oleh karena itu pelarangan membuka pertambangan atau pembangunan infrastruktur jalan yang membelah hutan perlu diterapkan.

Namun menurutnya, 'pembunuh utama' dari gajah tersebut adalah alih fungsi lahan menjadi kelapa sawit. "Nah, khusus untuk di Aceh ini mestinya ya segera dibuat ketentuan bahwa tidak boleh ada lagi pembukaan lahan untuk kelapa sawit," jelasnya.

Wisnu menegaskan bahwa bencana yang terjadi di Sumatra merupakan ulah dari manusia melalui penebangan hutan, penanaman kelapa sawit, dan membuka lahan untuk pertambangan. Hal ini tentu tidak hanya memberi dampak pada manusia, tetapi juga satwa liar.

"Nah ini yang harus diingat, kita harus berbagi ruang antara satwa liar dan flora. Jadi harus berbagi ruang, kalau nggak nanti akan menjadikan malapetaka-malapetaka selanjutnya," pungkasnya.



Simak Video "Video: Bahlil Kirim Tower Listrik ke Lokasi Banjir Aceh-Sumut Pakai Hercules"

(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork