Peneliti Klaim Temukan Taman Eden di Alkitab dan Al-Quran
Hide Ads

Peneliti Klaim Temukan Taman Eden di Alkitab dan Al-Quran

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 09 Okt 2025 05:45 WIB
Taman Eden
Foto: via Daily Mail
Jakarta -

Seorang peneliti dengan percaya diri mengklaim bahwa Taman Eden terletak di Afrika. Pernyataannya menantang kepercayaan tradisional bahwa taman itu terletak di Timur Tengah.

Menurut Alkitab, Taman Eden adalah surga tempat Tuhan menempatkan Adam dan Hawa, memiliki sungai yang terbagi menjadi empat cabang: Gihon, Efrat, Tigris, dan Pison.

Namun, Mahmood Jawaid, yang merupakan insinyur kimia yang berbasis di Texas, Amerika Serikat, berpendapat Eden sebenarnya berada di Bahir Dar, wilayah subur di barat laut Ethiopia, dekat ujung selatan Danau Tana, tempat Sungai Nil Biru bermula.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawaid mendasarkan penelitiannya pada pembacaan cermat Alkitab dan Al-Quran, menganalisis deskripsi Adam dan Hawa, sungai-sungai dan taman itu sendiri. Studi di 2025 yang belum ditinjau sejawat, mencatat bahwa Sungai Nil Biru dapat bersesuaian dengan Gihon dalam Alkitab, dan aliran keluar Danau Tana terbagi menjadi beberapa saluran air, yang berpotensi membentuk empat sungai yang dijelaskan dalam Kitab Kejadian.

ADVERTISEMENT

Evolusi manusia purba juga memainkan peran dalam teori ini, yang mengusulkan bahwa Adam mungkin berevolusi dari Homo habilis atau bentuk akhir Australopithecus di Lembah Rift Afrika Timur dekat Ngarai Olduvai, wilayah yang dianggap sebagai tempat lahirnya manusia.

Dari sana, Adam dan Hawa dapat 'ditempatkan' di dataran tinggi Bahir Dar, surga di ketinggian yang lebih tinggi, sebelum turun, yang dijelaskan Al-Quran sebagai 'habata,' untuk menetap di Lembah Rift.

Hal ini karena wilayah tersebut berada pada ketinggian sekitar 1.828 meter di atas permukaan laut, memiliki vegetasi yang rimbun, satwa liar yang melimpah, dan aliran Sungai Nil Biru, fitur yang selaras dengan deskripsi Alkitab tentang sungai-sungai Eden dan konsep Al-Quran tentang taman di Bumi.

Taman EdenTaman Eden menurut penelitian Mahmood Jawaid. Foto: via Daily Mail

"Semua petunjuk mengarah ke Bahir Dar, dekat Danau Tana, wilayah yang sangat indah, banyak tumbuhan, dan sumber Sungai Nil Biru, yang sesuai dengan deskripsi kuno sungai Eden," tulis Jawaid seperti dikutip dari Daily Mail.

Gihon, khususnya, dikatakan meliputi tanah Kush, istilah kuno yang banyak dikaitkan dengan Etiopia. Jawaid menangkap petunjuk linguistik itu, dengan menyatakan bahwa Gihon berhubungan dengan Sungai Nil Biru, yang dimulai di Danau Tana sebelum berkelok ke utara melalui Sudan dan bertemu dengan Sungai Nil Putih di Khartoum.

"Danau Tana sangat sesuai dengan gambaran Eden," tulisnya, seraya mencatat bahwa pegunungan vulkanik melingkupi dataran tinggi di sekitarnya dan menjadi sumber berbagai sistem sungai.

Dalam rekonstruksinya, Danau Tana sendiri melambangkan Eden, sementara Taman Eden terletak tepat di sebelah selatan, di sekitar Bahir Dar, 'timur Eden' dalam ungkapan Alkitab, tempat sungai muncul dari danau.

Taman EdenFoto: via Daily Mail

Sementara itu, Kitab Kejadian membahas tentang 'pedang berapi', yang ditempatkan Tuhan di pintu masuk taman untuk mencegah manusia mengakses Pohon Kehidupan setelah Adam dan Hawa diusir.

Pohon Kehidupan adalah pohon sungguhan yang buahnya akan memberikan kehidupan kekal. Setelah Adam dan Hawa berdosa dengan memakan buah dari Pohon Pengetahuan tentang yang Baik dan yang Jahat, mereka diusir dari Eden agar mereka tidak memakan Pohon Kehidupan.

Jawaid mengklaim penelitiannya menunjukkan bahwa 'pedang berapi yang menyala-nyala' dapat diwakili oleh pegunungan vulkanik yang mengelilingi Danau Tana di Dataran Tinggi Ethiopia.

"Mengingat lembah itu dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif secara historis, sangat mungkin gunung berapi yang masih aktif itu membentuk pedang berapi yang disebutkan dalam Alkitab," ungkapnya.

Ia menyebut penelitiannya berdasarkan Alkitab dan Al-Quran, dengan mencatat bahwa masing-masing menggambarkan sebuah taman di Bumi, berbeda dari surga kekal di akhirat yang disediakan bagi orang-orang saleh.

Jawaid juga menyoroti karya penulis sains Amerika Virginia Morell, yang baru-baru ini menjelajahi wilayah tersebut dan menemukan 'taman-taman dipenuhi bunga bugenvil berwarna-warni, bunga sepatu yang menjulang tinggi, dan semak kamboja yang harum.'

"Burung-burungnya melimpah, seperti burung penyanyi, burung pencuri gula, burung penenun kerbau, dan burung pipit merah, yang terbang dari satu bunga ke bunga lainnya. Deretan papirus yang lebat tumbuh di sepanjang pesisir Danau Tana," menurut Morell.

Kicauan burung dan semilir angin yang beraroma melati, jahe, dan honeysuckle membuat suasana terasa begitu menyegarkan. Pohon ara dan mangga, akasia, dan eukaliptus asing memberikan keteduhan yang nyaman di tepi Sungai Nil Biru yang berumput di sekitar area ini.

Bagi Jawaid, karya Morell memperkuat bukti bahwa dengan udaranya yang sejuk dan banyaknya bunga dan burung, Bahir Dar merupakan surga yang paling dekat di Ethiopia. Rincian ini, menurut Jawaid, menunjukkan wilayah tersebut akan menjadi tempat yang paling dekat dengan surga di Bumi.

Ia juga menunjukkan bahwa iklim sedang di wilayah tersebut, tanahnya subur, dan persediaan airnya melimpah mencerminkan gambaran kitab suci tentang suatu tempat yang bebas dari rasa lapar, haus, dan panas yang menyengat.

"Karena menurut Al-Quran, Adam dan Hawa dilindungi dari Matahari dan panas, Bahir Dar pastilah merupakan tempat yang ideal, tempat mereka dapat menikmati berbagai jenis buah-buahan, mendengar kicau burung, dan mencium harumnya angin," demikian isi penelitian tersebut.




(rns/rns)
Berita Terkait