Alam semesta yang selama ini diyakini mengembang tanpa batas, ternyata bisa saja berakhir dengan skenario mengerikan. Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Cosmology and Astroparticle Physics mengungkapkan bahwa alam semesta mungkin akan mengalami "kiamat kosmik" atau Big Crunch, yaitu ketika seluruh materi dan energi di kosmos runtuh kembali menjadi satu titik.
Penelitian ini dipimpin oleh fisikawan Universitas Cornell, Henry Tye, bersama timnya. Mereka meninjau ulang data energi gelap terbaru dari Survei Energi Gelap (Dark Energy Survey) dan Instrumen Spektroskopi Energi Gelap (DESI). Hasilnya menunjukkan adanya indikasi bahwa konstanta kosmologi-yang pertama kali diperkenalkan Albert Einstein pada 1917-bernilai negatif, bukan positif seperti yang selama ini diyakini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konstanta kosmologi negatif berarti ekspansi alam semesta tidak akan terus-menerus melaju, tetapi justru akan melambat hingga berhenti, kemudian berbalik menjadi kontraksi. Dalam skenario ini, alam semesta akan mencapai ukuran maksimumnya sekitar 11 miliar tahun mendatang sebelum mulai menyusut menuju titik tunggal. Pada akhirnya, setelah sekitar 33 miliar tahun keberadaannya, alam semesta akan runtuh sepenuhnya menjadi ketiadaan.
"Data baru tampaknya menunjukkan bahwa konstanta kosmologi bernilai negatif, dan alam semesta akan berakhir dalam krisis besar," ungkap Tye dikutip dari laman Popular Science. "Model kami tidak hanya memprediksi bahwa alam semesta runtuh, tetapi juga kapan dan bagaimana ia runtuh."
Temuan ini menantang pandangan mainstream fisika modern yang selama beberapa dekade meyakini ekspansi kosmos akan terus berlangsung tanpa batas. Hipotesis "kiamat kosmik" bukan sekadar teori lama yang muncul kembali, melainkan didukung oleh data terbaru yang memetakan energi gelap-komponen misterius yang mencakup sekitar 68% total massa-energi alam semesta.
Meski masih memerlukan verifikasi lebih lanjut, studi ini memberi perspektif baru mengenai nasib akhir kosmos. Sama seperti pada 1960-an manusia baru mengetahui bahwa alam semesta memiliki awal (Big Bang), kini para ilmuwan mulai mengungkap kemungkinan adanya akhir dramatis: Kiamat Kosmik.
Apakah Big Crunch benar-benar akan terjadi, atau apakah alam semesta menyimpan rahasia lain? Hanya waktu-dan penelitian lebih lanjut-yang bisa menjawabnya. Yang pasti, alam semesta terus mengundang kita untuk menjelajahi misterinya yang tak terbatas.
(afr/afr)