Ilmuwan Punya Ide Lebih Cerdas untuk Mencari Sinyal Radio dari Alien

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 27 Agu 2025 06:44 WIB
Ilustrasi alien. Foto: istimewa
Jakarta -

Pencarian keberadaan makhluk ektraterestrial belum berujung pada penemuan gelombang radio, misalnya, untuk berkomunikasi. Penelitian baru menunjukkan penyempurnaan parameter pencarian ilmuwan dengan menggunakan siaran kita sendiri ke luar angkasa.

Penelitian yang diterbitkan awal pekan ini di Astrophysical Journal Letters menunjukkan bahwa kita mencari sinyal alien dengan mempelajari bagaimana kita memancarkan transmisi yang kuat dan terarah selama komunikasi dua arah dengan misi luar angkasa kita.

Tim peneliti, yang terdiri dari ilmuwan dari Penn State dan Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA, mempelajari bagaimana pengamat alien dapat mendeteksi transmisi radio luar angkasa kita. Mereka beralasan bahwa jika makhluk luar angkasa terlibat dalam aktivitas penjelajahan luar angkasa yang serupa, sinyal mereka kemungkinan besar akan muncul dalam kondisi yang sama, sehingga mempersempit di mana dan kapan kita harus mencari.

Pencarian alien telah mencari keberadaan sinyal radio luar angkasa sejak tahun 1960-an, tetapi sejauh ini belum membuahkan hasil. Sebagian dari tantangannya adalah kita tidak sepenuhnya yakin apa yang kita cari.

Melansir Gizmodo, dalam upaya meningkatkan peluang kita mendeteksi sinyal radio dari luar angkasa, para peneliti, termasuk astronom Pinchen Fan dari Penn State, menyelidiki transmisi luar angkasa NASA. Ini dilakukan sebagai cara untuk memprediksi bagaimana peradaban alien dapat menggunakan radio itu sendiri.

"Manusia sebagian besar berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasa dan wahana antariksa yang telah kita kirim untuk mempelajari planet lain seperti Mars," jelas Fan dalam sebuah pernyataan.

"Tetapi planet seperti Mars tidak memblokir seluruh transmisi, sehingga pesawat ruang angkasa atau planet yang jauh yang berada di sepanjang jalur komunikasi antarplanet ini berpotensi mendeteksi spillover; yang akan terjadi ketika Bumi dan planet lain di tata surya sejajar dari perspektif mereka," sambungnya.

Oleh karena itu, disepakatilah bahwa kita harus berfokus pada momen-momen penting seperti ketika eksoplanet di sistem bintang yang jauh berada dalam keselarasan.

Untuk studi ini, para peneliti menganalisis catatan dari Deep Space Network (DSN) NASA, sebuah sistem fasilitas berbasis darat yang melacak dan berkomunikasi dengan objek buatan manusia di luar angkasa. DSN berkomunikasi dengan satelit di orbit rendah Bumi hingga misi jarak jauh seperti wahana Voyager dan wahana antariksa New Horizons.

Sebagaimana dijelaskan Joseph Lazio, seorang ilmuwan proyek JPL dan rekan penulis studi ini, DSN mampu mengirimkan sinyal radio terkuat dan paling persisten milik manusia ke luar angkasa. Dengan mencocokkan siaran radio DSN dengan data lokasi wahana antariksa, tim tersebut dapat menentukan waktu dan arah transmisi luar angkasa Bumi.

"Dengan menggunakan komunikasi luar angkasa kita sendiri sebagai dasar, kami mengukur bagaimana para pencari kecerdasan ekstraterestrial di masa depan dapat ditingkatkan dengan berfokus pada sistem dengan orientasi dan kesejajaran planet tertentu," kata Jason Wright, profesor astronomi dan astrofisika di Penn State.

Para peneliti menemukan bahwa sinyal radio luar angkasa sebagian besar diarahkan ke Mars, tetapi juga diarahkan ke planet lain di tata surya dan ke teleskop yang diposisikan di titik Lagrange Matahari-Bumi (Teleskop Luar Angkasa James Webb adalah contohnya). Data DSN selama dua dekade menunjukkan bahwa, jika alien berada dalam posisi untuk mengamati kesejajaran Bumi-Mars, ada peluang 77% mereka akan berada di jalur transmisi kita, dibandingkan dengan peluang 12% untuk kesejajaran planet lain.

"Namun, ketika tidak mengamati kesejajaran planet, peluang ini sangat kecil," kata Fan.

Tim peneliti mengatakan kita harus menerapkan wawasan ini ketika mencari alien karena hal itu kemungkinan akan meningkatkan peluang kita untuk menemukan sinyal radio yang menyimpang. Secara spesifik, kita harus berfokus pada momen-momen ketika eksoplanet berada dalam kesejajaran satu sama lain atau dengan bintang induknya, sebagaimana terlihat dari perspektif kita di Bumi.

Tata surya relatif datar, dengan sebagian besar planet mengorbit pada bidang yang sama, sehingga sebagian besar transmisi manusia bergerak di sepanjang bidang yang sama. Alien kemungkinan besar menggunakan strategi komunikasi yang serupa, sehingga masuk akal bagi pencari alien untuk menargetkan jenis kesejajaran yang sama.

Mengingat kekuatan transmisi DSN dan asumsi alien menggunakan teknologi komunikasi yang serupa, rekan penulis studi ini merekomendasikan pencarian dalam jarak 23 tahun cahaya. Yang penting, mereka mengatakan kita juga harus berfokus pada sistem terdekat dengan bidang orbit yang berbatasan dengan Bumi.

Mereka pun mencatat bahwa pola-pola ini dapat membantu dalam pencarian sinyal laser, yang memancarkan lebih sedikit daripada gelombang radio dan mungkin lebih disukai oleh peradaban alien



Simak Video "Video: Astronom Temukan Objek Luar Angkasa Asing Diduga Teknologi Alien"

(ask/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork