Para peneliti di Jepang telah menetapkan rekor dunia baru untuk kecepatan internet tercepat, yang mentransmisikan lebih dari 125 ribu gigabyte data per detik sejauh 1.802 kilometer.
Dikutip dari Live Science, Kamis (17/7/2025) kecepatan ini dua kali lipat rekor dunia sebelumnya, yaitu 50.250GB/detik, yang sebelumnya ditetapkan oleh tim ilmuwan lain pada 2024. Menurut perkiraan kasar, kecepatan tersebut memungkinkan penggunanya mengunduh seluruh Internet Archive dalam waktu kurang dari empat menit.
Untuk mencapai kecepatan baru ini, yang belum diverifikasi secara independen, tim mengembangkan bentuk baru serat optik untuk mengirim informasi dengan kecepatan luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rincian mengenai pencapaian ini dipresentasikan pada 3 April 2025 di Optical Fiber Communication Conference di San Francisco ke-48, menurut pernyataan dari National Institute of Information and Communications Technology.
Jenis Serat Optik Baru
Jenis serat optik baru ini setara dengan 19 optik standar dalam hal kapasitas transmisi datanya. Serat optik baru ini lebih cocok untuk transmisi jarak jauh dibandingkan kabel yang ada karena pusat dari ke-19 serat berinteraksi dengan cahaya dengan cara yang sama, sehingga mengalami lebih sedikit fluktuasi cahaya, yang mengakibatkan lebih sedikit kehilangan data.
Kabel baru ini, menggabungkan 19 serat terpisah menjadi diameter lima per seribu inci (0,127 milimeter), yang ketebalannya sama dengan kebanyakan kabel serat tunggal yang sudah digunakan. Upaya ini memungkinkan kabel baru ini mengirimkan lebih banyak data menggunakan infrastuktur yang ada.
Pada Maret 2023, tim yang sama mencapai kecepatan transmisi yang serupa, tetapi hanya dalam rentang kurang dari sepertiga jarak yang ditempuh dalam pencapaian baru tersebut. Menurut pernyataan itu, tantangan terbesar dalam meningkatkan jangkauan adalah mengurangi kehilangan data, yang dapat terjadi pada jarak jauh, dan menemukan cara untuk memperkuat data tersebut.
Memecahkan tantangan ini, menghasilkan peningkatan kekuatan sinyal, yang memungkinkan data menempuh jarak yang lebih jauh. Untuk demonstrasi ini, data dijalankan melalui sistem transmisi sebanyak 21 kali, dan akhirnya mencapai penerima data setelah menempuh jarak yang setara dengan 1.120 mil.
Catatan ini menunjukkan kemajuan teknologi menuju pengembangan sistem komunikasi optik jarak jauh, berkapasitas tinggi, dan berskala, yang dapat memenuhi meningkatnya permintaan data global.
Volume lalu lintas data di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam waktu dekat, sehingga infrastruktur komunikasi baru mungkin diperlukan. Selanjutnya, tim peneliti berharap dapat menjajaki aplikasi praktis teknologi ini di bidang telekomunikasi.
(rns/fay)