Belajar dari Insiden Ledakan Garut, Bagaimana Amunisi Kedaluwarsa
Hide Ads

Belajar dari Insiden Ledakan Garut, Bagaimana Amunisi Kedaluwarsa

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 14 Mei 2025 18:05 WIB
Penampakan amunisi sebelum ledakan di Garut.
Proses pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat, sebelum terjadi ledakan. Foto: Istimewa
Jakarta -

Insiden ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang, memaparkan publik awam pada wawasan baru bahwa senjata dan amunisi bisa kedaluwarsa.

Ledakan bermula dari pemusnahan amunisi yang sudah tak layak pakai pada Senin (12/5) pukul 09.30 WIB di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat, yang merupakan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Pemusnahan amunisi dilakukan oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Peralatan TNI AD. Dalam proses pemusnahan, terjadi ledakan yang menewaskan 13 orang dari TNI AD dan warga sipil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amunisi Punya Masa Kedaluwarsa

Mengutip Technology.org, Rabu (14/5/2025) rudal balistik, roket, dan banyak amunisi senjata lainnya memiliki tanggal kedaluwarsa. Bahkan peluru pistol biasa, memiliki masa simpan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

Hal ini karena senjata tersebut merupakan produk kimia. Peluru memiliki propelan dan bahan peledak yang dapat berubah seiring bertambahnya usia. Tentu saja, wadah dan kondisi penyimpanan yang tepat akan membantu memastikan masa simpan cukup lama.

ADVERTISEMENT

Jika disimpan dengan benar, amunisi dapat bertahan hampir tanpa batas waktu. Apakah amunisi disimpan dengan benar atau tidak, itu adalah masalah lain.

Masa Simpan Amunisi

Meski demikian, seperti dikutip dari Underwater Kinetics.com, amunisi memiliki masa simpan terbatas yang bergantung pada faktor-faktor seperti tempat penyimpanannya, paparan terhadap kelembapan, perubahan suhu, paparan terhadap cahaya, apakah disegel dengan benar, dan apakah casingnya terbuat dari timah atau baja.

Amunisi modern dibuat untuk bertahan lebih dari satu dekade, asalkan mematuhi metode penyimpanan yang tepat. Masa simpan amunisi yang dapat digunakan bersifat relatif dan didasarkan pada beberapa pertimbangan.

Hal ini bergantung pada metode pemuatan, kualitas, dan komponen seperti bubuk, jenis primer, dan sealant (segel) dari masing-masing produsen.

Amunisi berselubung baja lebih rentan terhadap karat daripada amunisi berselubung kuningan. Selain itu, peluru dengan timah yang terbuka lebih mungkin mengalami degradasi daripada peluru dengan selongsong logam penuh.

Melansir GunSafetyTrainingPro, amunisi tidak kedaluwarsa dengan cara yang sama seperti baterai atau benda lain dengan rentang masa pakai fungsional yang lebih spesifik.

Yang jelas, bubuk mesiu dapat kehilangan potensinya seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat menimbulkan beberapa risiko potensial jika seseorang menggunakan amunisi yang lebih tua.

Risiko Amunisi Kedaluwarsa

Berikut adalah beberapa kecelakaan paling umum yang dapat terjadi ketika menggunakan atau memusnahkan amunisi lama.

  1. Gagal tembak. Ini adalah efek samping paling umum dari amunisi lama
  2. Kristal peledak memperbesar daya ledak amunisi. Kristal peledak terbentuk melalui proses kimia, membuat amunisi lebih kuat, dan merusak senjata api saat ditembakkan
  3. Reaksi asam saat penembakan. Hal ini membuat senjata terpapar asap asam yang menurunkan kinerjanya
  4. Penggumpalan. Hal ini mengurangi kinerja amunisi, dan seperti petasan basah, peluru mungkin tidak keluar saat ditembakkan, membuatnya menjadi tidak dapat diprediksi sehingga sangat berbahaya.



(rns/fay)