Pesawat MH370 Kembali Dicari, Pakar: Fokus Pada Pilotnya
Hide Ads

Pesawat MH370 Kembali Dicari, Pakar: Fokus Pada Pilotnya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 11 Mar 2025 10:45 WIB
Ocean Infinity
Kapal canggih Ocean Infinity yang saat ini mencari bangkai MH370. Foto: Marine Link
Jakarta -

Pencarian kembali bangkai pesawat MH370 sudah digelar perusahaan Ocean Infinity, dengan restu Pemerintah Malaysia. Melibatkan kendaraan dalam laut otonom yang canggih, pencarian ini dianggap berpotensi besar. Namun demikian, sebagian pakar juga menyarankan untuk fokus pada sang pilot.

Millard Coffin, ahli geofisika laut dari Institut Studi Kelautan dan Antartika di Universitas Tasmania, selama ini bekerja sama dengan ilmuwan lain untuk meneliti kedalaman Samudra Hindia yang tidak diketahui. Bangkai MH370 diduga berada di samudra tersebut.

Memakai informasi sonar dan data yang diperoleh drone bawah air otonom saat mencari MH370, timnya mampu membuat peta dasar laut tiga dimensi. "Pemetaan dasar laut sangat penting untuk menemukan pesawat, kapal, dan apa pun yang hilang di laut dan diyakini berada di dasar laut," kata Coffin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski hingga saat ini tak ada puing pesawat teridentifikasi di area pencarian, 4 bangkai kapal dan beberapa kontainer ditemukan. "Di tempat lain, pemetaan dasar laut menemukan pesawat Air France 447 yang hilang di lepas pantai Brasil tahun 2011 setelah lenyap di 2009 dan kapal selam Argentina ARA San Juan yang hilang di lepas pantai Argentina pada tahun 2018 setelah lenyap tahun 2017," cetusnya.

Nah mengenai nasib MH370, ia berpendapat bahwa sang kapten punya peran terhadap tragedi yang terjadi sehingga perlu juga jadi fokus investigasi. "Dengan peringatan bahwa ini hanya pendapat saya, berdasarkan bukti yang saya ketahui, saya menduga bahwa pilot bertanggung jawab atas hilangnya pesawat itu," tambah Coffin.

ADVERTISEMENT

Teori pilot MH370 Zaharie Ahmad Shah diyakini sengaja menjatuhkan pesawat memang banyak beredar. Clive Kessler, profesor emeritus sosiologi dan antologi University of New South Wales yang mempelajari Malaysia sejak 1960-an, menyarankan teori itu lebih didalami untuk membantu pencarian kali ini.

"Fokusnya harus pada Kapten Zaharie, pada Malaysian Airlines, pada pengawasan oleh pemerintah Malaysia dan pada investigasi awal," katanya seperti dikutip detikINET dari Metro.

Malaysia mengungkap tahun 2016 bahwa Zaharie menggunakan simulator penerbangan pribadi untuk berlatih lintasan di atas Samudra Hindia, kira-kira sesuai dengan di mana pesawat itu diyakini jatuh. Namun tak satu pun dari awak pesawat dituduh melakukan kesalahan.

Kessler berpendapat misteri itu harus ditelusuri. "Ini adalah skandal terhadap kebutuhan dan hak manusia untuk mengetahui," imbuh Kessler.




(fyk/fyk)