Bukti Awal Kehidupan Manusia di Kutub Utara, Ada Pada Mamut
Hide Ads

Bukti Awal Kehidupan Manusia di Kutub Utara, Ada Pada Mamut

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 30 Sep 2024 20:32 WIB
Dari fosil mamut paling terawat yang pernah ditemukan, terungkap bukti paling awal manusia mendiami Kutub Utara.
Mamut Yuka. Foto: Zhuravlev Andrey/Shutterstock.com
Jakarta -

Dari fosil mamut paling terawat yang pernah ditemukan, terungkap bukti paling awal manusia hidup di Kutub Utara. Bangkai mamut betina muda bernama Yuka ini menyingkap bahwa mungkin binatang tersebut terluka karena manusia pada 39.000 tahun yang lalu.

Yuka sendiri merupakan mamut yang ditemukan pada 2010 di ujung utara Siberia. Diperkirakan, usianya berkisar 6-9 tahun saat mati. Ilmuwan berpendapat bahwa tubuhnya membeku setelah jatuh ke danau sehingga kondisinya tetap baik meski baru ditemukan puluhan ribu tahun kemudian.

Sejak ditemukan, para peneliti berusaha mengkloning dan menghidupkan kembali mamut berbulu tersebut. Hebatnya, penelitian awal terhadap jasad purba tersebut mengungkapkan bahwa mayat tersebut masih berisi darah cair. Bahkan, beberapa inti sel makhluk itu terus menunjukkan tanda-tanda aktivitas biologis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang membingungkan, pemeriksaan juga mengungkapkan adanya sayatan sepanjang satu meter di sepanjang punggung Yuka. Ditemukan juga bekas sayatan di sekitar rongga matanya. Temuan ini menimbulkan sejumlah pertanyaan menarik, seperti apakah sayatan tersebut dibuat oleh hewan atau manusia.

Untuk menyelidikinya, penulis riset baru melakukan sejumlah eksperimen pada potongan kulit sambil juga melakukan analisis traceologi terhadap sayatan pada kulit Yuka. Menjadi makin menarik, peneliti menyadari bahwa sayatan ini memiliki karakteristik traceologi yang beda dari luka yang dilakukan oleh hewan. Itu berarti, sayatan tersebut memang merupakan ulah manusia.

ADVERTISEMENT

Pertanyaan berikutnya adalah apakah sayatan tersebut dibuat pada saat kematian Yuka atau setelahnya. Untuk menjawabnya, penulis studi tersebut membuat serangkaian sayatan eksperimental menggunakan bilah batu prasejarah dan pisau logam, membandingkannya dengan bekas sayatan pada kulit mamut purba.

Pada akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa sayatan pada kulit Yuka dibuat oleh manusia prasejarah menggunakan peralatan batu.

"Dapat dikatakan dengan tegas bahwa semua sayatan hanya dapat dibuat pada waktu yang secara kronologis mendekati kematian hewan tersebut," kata peneliti.

Jika digabungkan, temuan-temuan ini menunjukkan bahwa manusia memotong tubuh Yuka untuk diambil dagingnya sebelum ia membeku 39.000 tahun yang lalu. Dengan demikian, bekas sayatan pada kulit makhluk itu merupakan bukti tertua mengenai penetrasi manusia ke zona Arktik.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Archaeological Science: Reports.




(ask/fay)