Bumi Punya 'Bulan Kembar' Bikin Geger, BRIN Ungkap Faktanya

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 25 Sep 2024 13:38 WIB
Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI
Jakarta -

Fenomena 'bulan kembar' yang baru-baru ini ramai diperbincangkan oleh netizen di media sosial dan memunculkan berbagai spekulasi. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun mengungkapkannya dari sisi penjelasan ilmiah.

Kemunculan asteroid dengan kode 2024 PT5 turut menjadi perhatian karena bebatuan antariksa tersebut akan tertangkap oleh gravitasi Bumi dari 29 September hingga 25 November 2024. Sementara itu, satelit alami Bumi hanya punya satu-satunya, yakni Bulan. Keberadaan asteroid itu melahirkan istilah 'bulan kembar' di internet.

Menurut Peneliti Utama BRIN Thomas Djamaluddin, istilah 'bulan kembar' tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.

"Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi yang ukurannya besar dan terlihat dengan mata telanjang. Namun, pada periode tertentu, objek lain seperti asteroid dapat terperangkap dalam gravitasi Bumi dan sementara waktu mengelilingi Bumi. Objek ini sering disebut sebagai 'bulan mini' atau 'mini moon'," ujar Thomas seperti dalam siaran pers BRIN yang dikutip detikINET, Rabu (25/9/2024).

"Asteroid ini bukan bulan kedua, tetapi karena terjebak sementara dalam orbit Bumi, beberapa media menyebutnya sebagai 'bulan mini'," jelas Thomas.

Berbeda dengan Bulan yang diameter yang mencapai 3.473 kilometer, sedangkan asteroid 2024 PT5 berukuran sangat kecil, hanya sekitar 10 meter.

"Ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan bulan, jadi tidak mungkin terlihat seperti bulan purnama yang kita lihat di langit. Orbitnya juga tidak berbentuk lingkaran sempurna, dan hanya sekali mengelilingi Bumi sebelum akhirnya lepas kembali ke orbit asalnya mengelilingi Matahari," tambah Thomas.

"Asteroid semacam ini sering kali terdeteksi dan tidak berbahaya. Asteroid seukuran itu pernah jatuh di perairan Bone, Sulawesi, pada 2009. Namun, karena orbitnya terjebak di gravitasi Bumi untuk sementara waktu, ia dianggap menarik untuk diamati oleh para astronom," katanya.

Meski banyak yang penasaran, asteroid 2024 PT5 tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Thomas menjelaskan bahwa asteroid ini terlalu redup dan kecil untuk bisa dilihat tanpa bantuan alat khusus.

"Kita membutuhkan teleskop yang cukup besar untuk bisa melihat asteroid ini. Observatorium dengan teleskop canggih di dunia saat ini sudah bersiap untuk mengamati pergerakan asteroid ini," paparnya.

Lebih lanjut, Thomas menyarankan agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan fenomena ini. Ia mengajak semua pihak untuk melihatnya sebagai kesempatan untuk memperkaya pengetahuan tentang objek-objek kecil di tata surya.

"Ini adalah fenomena yang menarik bagi dunia astronomi, meski bagi kebanyakan orang tidak akan terlihat. Namun, ini mengingatkan kita bahwa ada banyak benda di tata surya yang bisa memberikan kejutan," pungkasnya.



Simak Video "Video: Fenomena 'Bulan Kembar' Muncul Mulai Hari Ini"

(agt/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork