Gunung Berapi Meletus di Bulan saat Dinosaurus Jelajahi Bumi
Hide Ads

Gunung Berapi Meletus di Bulan saat Dinosaurus Jelajahi Bumi

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 10 Sep 2024 09:15 WIB
bulan change-4
Misi eksplorasi Bulan Chang'e miliki China. Foto: CNSA
Jakarta -

Penelitian terkini mengungkap bukti bahwa aktivitas vulkanik Bulan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, bahkan sudah berlangsung sejak zaman dinosaurus menjelajahi Bumi.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa gunung berapi di Bulan masih meletus hingga 120 juta tahun yang lalu. Temuan ini menantang kepercayaan lama tentang garis waktu geologi Bulan.

Mengutip jurnal Science, bukti utama penelitian ini berasal dari tiga manik-manik kaca kecil yang diambil dari permukaan Bulan oleh misi penjelajahan Chang'e 5 milik China pada tahun 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bola-bola kecil ini, yang ukurannya lebih kecil dari ujung kepala peniti, memiliki komposisi kimia yang menunjukkan bahwa mereka terbentuk oleh aktivitas vulkanik.

Para peneliti dari Chinese Academy of Sciences menganalisis sekitar 3.000 manik-manik tersebut, dan mengidentifikasi tiga di antaranya dengan asal-usul vulkanik yang jelas.

ADVERTISEMENT

Penemuan ini secara signifikan merevisi pemahaman kita tentang aktivitas vulkanisme di Bulan. Sebelum penelitian ini, para ilmuwan percaya bahwa aktivitas vulkanik utama di Bulan telah berhenti sekitar 2 miliar tahun yang lalu, dengan beberapa perkiraan berasal dari 4 miliar tahun yang lalu.

Temuan baru ini mendorong garis waktu ini maju hampir 1,9 miliar tahun, bertepatan dengan periode Cretaceous di Bumi saat dinosaurus berkeliaran.

Julie Stopar, seorang ilmuwan senior di Lunar and Planetary Institute yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan keterkejutannya atas hasil tersebut. Ia menyebut temuan ini sedikit tidak terduga.

Meskipun Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA telah mengisyaratkan aktivitas vulkanik yang lebih baru pada tahun 2014, manik-manik kaca ini memberikan bukti nyata pertama.

Implikasi dari penelitian ini melampaui sains tentang Bulan. Rekan penulis studi He Yuyang menyebutkan bahwa hal itu dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana benda-benda langit kecil, termasuk Bulan dan planet, dapat mempertahankan aktivitas vulkanik dalam jangka waktu yang lama. Wawasan ini dapat menjadi kunci penting untuk memahami evolusi geologis berbagai objek kosmik.

Misi Chang'e 5 China menandai tonggak penting dalam eksplorasi Bulan. Mereka menjadi yang pertama mengembalikan sampel Bulan sejak tahun 1970-an.

Saat para peneliti terus menganalisis sampel-sampel ini, termasuk sampel yang baru-baru ini diambil dari sisi terjauh Bulan, pemahaman kita tentang geologi Bulan kemungkinan akan berkembang lebih jauh.

Penemuan tak terduga ini juga membuka jalan baru untuk penelitian dan dapat mendorong evaluasi ulang model-model yang ada mengenai sejarah termal Bulan.

"Hal ini akan menginspirasi banyak penelitian lain untuk mencoba memahami bagaimana hal ini bisa terjadi," catat Stopar.

Ia menambahkan, temuan ini berpotensi mengarah pada perubahan paradigma dalam pemahaman kita tentang vulkanisme Bulan dan planet.




(rns/rns)