Cegah Mpox Menyebar, Warga RI Wajib Pakai Aplikasi Satu Sehat
Hide Ads

Cegah Mpox Menyebar, Warga RI Wajib Pakai Aplikasi Satu Sehat

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 05 Sep 2024 16:41 WIB
PeduliLindungi resmi berganti menjadi SatuSehat mulai 1 Maret 2023. Kini, SatuSehat sudah bisa digunakan masyarakat. Lalu, aplikasi SatuSehat itu untuk apa?
Cegah Mpox menyebar, masyarakat wajib pakai aplikasi Satu Sehat (Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET)
Jakarta -

Untuk mencegah peningkatan kasus Mpox, pemerintah memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk negara dan mengaktifkan kembali pelacakan mobilitas pelaku perjalanan melalui aplikasi Satu Sehat.

Skrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika. Virus Mpox Clade Ib terindikasi memiliki derajat keparahan yang lebih tinggi, penularan lebih cepat, termasuk menular ke populasi anak-anak.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan (ORK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ni Luh Putu Indi Dharmayanti menjelaskan, Mpox dipengaruhi oleh beberapa clade, yaitu clade Ia, clade lb, dan clade Ilb.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Clade Ia berkaitan dengan kasus yang terjadi pada anak-anak dan juga dewasa dengan manifestasi klinis yang lebih berat. Sedangkan clade lb dan Ilb, penularan antar manusia sebagian besar terjadi melalui kontak seksual.

"BRIN sebagai badan organisasi riset memiliki salah satu tanggung jawab dalam upaya pencegahan wabah/KLB di Indonesia. Penelitian lebih lanjut perlu terus dilakukan terkait epidemiologi, transmisi dan pengembangan vaksin atau terapi baru dalam upaya pengendalian Mpox," ujar Indi dikutip dalam keterangan tertulis di laman BRIN, Kamis (5/9/2024).

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN, Harimat Hendrawan mengungkapkan, dari Hasil Penilaian Risiko Bersama (PRB) atau Joint Risk Assesment (JRA) Mpox di Indonesia hingga saat ini belum ditemukan kasus Mpox pada hewan.

Namun, karena cukup banyak masyarakat yang hidup berdampingan dengan hewan peliharaan sehingga dikhawatirkan terdapat potensi penularan balik (spill back) dan pembentukan reservoir hewan baru.

"Resiko-resiko tersebut perlu segera diketahui, termasuk perkembangan terkini terkait Mpox. Pengetahuan yang terus berkembang tentang Mpox membantu dalam upaya mitigasi faktor risiko dan mengidentifikasi cara-cara penularan baru serta meningkatkan langkah-langkah pencegahan yang efektif," imbuh Hendrawan.

Menurutnya, pencegahan dapat diupayakan dengan pemberian vaksin cacar, penggunaan pelindung pribadi, dan menghindari kontak hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Pengobatan umumnya bersifat suportif, dengan fokus pada pengelolaan gejala dan pencegahan infeksi sekunder. Beberapa terapi antiviral mungkin digunakan dalam kasus-kasus yang parah atau berisiko tinggi.

"Prinsipnya kita harus kembali menegakkan disiplin protokol kesehatan untuk mencegah resiko penularan," tegas Hendrawan.




(agt/fay)