Beredar narasi di media sosial bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang meminta Pemerintah Indonesia untuk memberlakukan mega lockdown seiring merebaknya kasus cacar monyet atau monkey pox (Mpox). Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan informasi itu hoax.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan TIM AIS Kementerian Kominfo dari turnbackhoax.id, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan mengenai peningkatan jumlah kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo.
WHO merekomendasikan sejumlah langkah penanganan, seperti pemberian vaksin dan memperkuat surveilans. Namun, tidak ada pernyataan Tedros mengenai permintaan lockdown kepada pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diinformasikan juga melalui media online, WHO tidak mempunyai wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada pemerintah di seluruh dunia.
"Sehingga dapat disimpulkan bahwa klaim mengenai WHO meminta pemerintah bersiap untuk mega lockdown adalah tidak benar," ungkap Kominfo dalam pernyataan tertulisnya.
Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengungkap sudah ada 88 kasus yang terkonfirmasi Mpox (cacar monyet) sejak 2022 di Indonesia. Sementara, di tahun 2024 ini telah ditemukan sebanyak 14 kasus.
Mpox atau cacar monyet belakangan ramai dibahas lantaran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya terhadap penyakit tersebut. Di Indonesia tercatat ada 88 kasus Mpox hingga Sabtu (17/8/2024).
Dari total tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Jika dilihat tren mingguan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023.
Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Yudhi Pramono, MARS mengatakan, dari 88 kasus yang dikonfirmasi, sebanyak 54 kasus memenuhi kriteria untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) guna mengetahui varian virusnya.
"Dari 54 kasus ini seluruhnya varian Clade IIB. Clade II ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada Tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual," ujar dr Yudhi pada konferensi pers Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia, dikutip dari detikHealth.
Berikut sebaran kasus Mpox di Indonesia.
DKI Jakarta: 59 kasus konfirmasi
Jawa Barat: 13 kasus konfirmasi
Banten: 9 kasus konfirmasi
Jawa Timur: 3 kasus konfirmasi
Daerah Istimewa Yogyakarta: 3 kasus konfirmasi
Kepulauan RIau: 1 kasus konfirmasi
(agt/fyk)