Gunung Padang dan 5 Temuan Lain di Sundaland Sebelum Tenggelam
Hide Ads

Gunung Padang dan 5 Temuan Lain di Sundaland Sebelum Tenggelam

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 29 Agu 2024 05:45 WIB
Situs Cagar Budaya Gunung Padang
Gunung Padang dan 5 Temuan Lain di Sundaland Sebelum Tenggelam. Foto: Weka Kanaka/detikcom
Jakarta -

Sundaland seakan hilang ditelan Bumi, sampai kemudian para ilmuwan berhasil menemukan kembali benua yang membentang di Semenanjung Asia Tenggara, termasuk Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Sebelum tenggelam akibat naiknya permukaan laut di Zaman Es akhir, benua ini diduga merupakan tempat tinggal manusia dengan peradaban yang sudah maju.

Dalam Seminar Nasional Warisan Peradaban Sundaland yang diadakan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja, Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membeberkan sejumlah temuan yang berpotensi menjadi bukti peradaban manusia di zaman itu.

"Sundaland punya banyak keunikan, termasuk kalau kita lihat di zona tropis, Sundaland satu-satunya daratan yang tenggelam karena kenaikan muka air laut sejak Zaman Es. Tentu pertanyaan berikutnya kalau kita melihat penyebaran dari peradaban dunia apakah di Sundaland ada peradaban?" tanya Danny.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan beberapa temuan yang terkait dengan peradaban zaman Sundaland. Sejumlah temuan itu banyak yang berasal dari Indonesia, dan ada di antaranya yang kuat membuktikan Sundaland adalah wilayah bermulanya peradaban manusia.

1. Jejak Sungai Purba

Berdasarkan penelitian menggunakan data 3D Seismic oleh ahli geologi Dr. Andang Bachtiar di Teluk Thailand, ditemukan jejak sungai purba yang saat ini berada di sekitar 70 meter di bawah permukaan air laut.

ADVERTISEMENT

"Yang mengejutkan, saat model ini di-slice pada kedalaman 100 meter, tak hanya terlihat jejak sungai yang lebih purba, tapi jaringan air yang membentuk seperti sarang laba-laba. (Jaringan seperti ini) bukan jaringan sungai alamiah melainkan irigasi," ujarnya.

Jejak SundalandJejak sungai purba di Teluk Thailand. Foto: dok. Dr. Andang Bachtiar
Jejak SundalandJejak jaringan irigasi di bawah jejak sungai purba di Teluk Thailand. Foto: dok. Dr. Andang Bachtiar

Danny menyebutkan, prinsip dari eksplorasi 3D Seismic bisa diterapkan di Indonesia, misalnya di Laut Jawa, Selat Karimata. Ilmuwan lainnya Dr. Wahyu Triyoso, menggunakan 3D Seismic untuk melihat apa yang ada di dekat permukaan Laut Jawa.

Jejak SundalandJejak sungai purba di Laut Jawa. Foto: dok. Dr. Wahyu Triyoso

"Dan ternyata kita memang bisa melihat jejak sungai purba di Laut Jawa itu. Tentunya jejak peradaban juga kita bisa tahu kalau kita lebih intensif lagi (menelitinya)," kata Danny.

2. Pelabuhan Kuno di Bawah laut

Temuan lainnya adalah penelitian di Selat Sunda menggunakan multibeam oleh Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia, Dr. Gegar Prasetya. Penelitiannya menemukan keberadaan pelabuhan yang tenggelam sekitar 60 m di bawah permukaan laut saat ini.

Jejak SundalandJejak pelabuhan kuno di bawah laut di Selat Sunda. Foto: dok. Dr. Gegar Prasetya

"Terlihat bentuknya bukan karena proses geologi tapi merupakan dredging dari pelabuhan menurut pak Gegar. Bahkan ada jalan masuk dan keluarnya," Danny memaparkan.

3. Gunung Padang

Penelitian tentang Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, dinilai yang paling kuat mewakili keberadaan peradaban Sundaland di wilayah Indonesia. "Di daratan, kita sebenarnya sudah punya data yang cukup bagus juga. Gunung Padang, ini adalah peradaban pada zaman gunung es," ujar Danny.

Sayangnya, setelah sempat menggemparkan dunia, serta tayang sebagai film dokumenter ilmiah 'Ancient Apocalypse'di Netflix, penelitian tentang Gunung Padang harus dicabut (retract).

Situs Cagar Budaya Gunung PadangSitus Gunung Padang dibangun di Zaman Es dan setelah Zaman Es. Foto: Weka Kanaka/detikcom

"Setelah di-review selama 9 bulan, dinyatakan memenuhi syarat ilmiah, sudah published, pernah menggegarkan dunia selama satu bulan, reaksinya pun sangat positif, kemudian ada serangan bertubi-tubi dari seluruh dunia yang akhirnya paper ini di-retract oleh publishernya dengan alasan ada major error, tapi tidak pernah dijelaskan bukti dan argumen ilmiahnya," Danny menyayangkan.

4. Situs Kumitir

Di situs Kumitir yang ditemukan di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini ditemukan sisa-sisa bangunan yang dibangun di era Kerajaan Majapahit.

"Kita memang ketemu bata (zaman) Majapahit-nya. Tapi di bawahnya itu ada batu bata merah yang jauh lebih tua minimal 700 SM dia sudah ada. Tapi menurut hemat kami para peneliti, kelihatannya 500 tahun SM dia sudah ada," ujar Danny.

Jejak SundalandJauh di bawah Situs Trowulan terdapat jejak peradaban yang lebih tua. Foto: dok. Dr. Danny Hilman Natawidjaja

"Artinya sudah ada bangunan pertama di Trowulan sebelum Kerajaan Mataram Kuno ada. Ini yang harus diteliti. Berdasarkan penelitian sekilas, di Trowulan masih banyak bangunan bata merah yang masih harus dicari," imbuhnya.

5. Piramida Toba

Di tahun 2023, sebuah riset awal yang dilakukan di kawasan Danau Toba, Sumatra Utara menemukan bangunan besar. Struktur bangunan ini bentuknya seperti piramida tapi sebagian struktur menempel ke bukit pada batuan berpori hasil abu vulkanik yang diperkirakan berumur 74 ribu tahun.

"Baru-baru ini di Toba kami menemukan suatu bangunan berupa teras-teras batu yang jika dilihat dari arah muka, berbentuk seperti piramida. Tidak ada keraguan kalau ini buatan manusia bukan alamiah.

Jejak SundalandTiga struktur bangunan raksasa di kawasan Toba berbentuk seperti piramida. Foto: dok. Dr. Danny Hilman Natawidjaja

Danny yang juga terlibat dalam penemuan piramida Gunung Padang ini mengatakan riset Piramida Toba masih tahap penelitian pendahuluan dan memerlukan riset lanjutan.

"Tidak hanya satu, tapi ada tiga (piramida) di kawasan luas yang luar biasa indah. Ini adalah satu peninggalan yang sangat besar," sebutnya.

6. Kawasan Megalitikum Kalamba dan Palindo

Di kawasan Megalitikum Kalamba dan Palindo di Sulawesi Tengah, ditemukan ratusan kalamba, yakni benda Zaman Megalitikum berbentuk seperti drum atau tong batu yang berbentuk silinder terpotong, dan patung granit.

"Kemungkinan masih ada ribuan kalamba dan patung granit yang tersembunyi di hutan-hutan atau tertimbun di bawah tanah," kata Danny.

Jejak SundalandFoto: dok. Dr. Danny Hilman Natawidjaja

Di wilayah itu juga ditemukan bukit yang diberi nama Piramida Lembah Napu. "Di sana ada satu bukit yang berdasarkan ciri-cirinya sudah ada campur tangan manusia, Piramida Lembah Napu. Terdapat dinding yang berukir dari granit," sebutnya.

Jejak SundalandBukit dengan dinding berukir granit. Foto: Dr. Danny Hilman Natawidjaja

Publik terutama komunitas ilmuwan tentu saja berharap berbagai temuan ini ada tindak lanjut berupa riset lanjutan sehingga akan membuka tabir yang masih belum banyak terungkap.




(rns/rns)