Dua astronaut terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan diprediksi baru bisa pulang tahun 2025. Astronaut asal Amerika Serikat itu adalah Barry Wilmore (61) dan Sunita Williams (58), yang awalnya hanya dikirim untuk misi selama delapan hari.
Pertanyaan yang banyak muncul kemudian ialah bagaimana keduanya bertahan hidup di ruang angkasa. Paling utama mengenai oksigen dan air yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup.
Untuk menjawab rasa penasaran, detikINET menghubungi ahli astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengenai hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal air dan oksigen, sudah ada sistem recycle. Jadi, mungkin sudah ada persiapan untuk misi jangka panjang. Tetap, makanan belum bisa produksi sendiri di ISS, jadi harus dikirim pasokan dari Bumi," jelasnya melalui sambungan telepon.
Belakangan, sudah ada sistem Kontrol Lingkungan dan Pendukung Kehidupan (ECLSS) ISS yang merupakan gabungan perangkat keras yang mencakup Water Recovery System. Sistem ini mengumpulkan air dan mengirimkannya ke Water Processor Assembly (WPA), yang menghasilkan air minum. Salah satu komponen khusus menggunakan dehumidifier canggih untuk menangkap kelembapan yang dilepaskan ke udara kabin dari napas dan keringat kru. Subsistem lain, Urine Processor Assembly (UPA), menghasilkan air daur ulang dari urine menggunakan distilasi vakum.
Selain cadangan makanan, biasanya para astronaut akan dibekali beberapa suku cadang yang diperlukan untuk penggantian peralatan. Dengan begitu, mereka dapat bersiap ketika ditemukan permasalahan dalam misi mereka.
Lalu, bagaimana dengan pakaian para astronaut di ISS?
"Untuk di dalam modulnya, kondisinya sudah disesuaikan dengan kondisi di Bumi, dan kalau kita lihat tayangan astronaut tersebut, mereka menggunakan pakaian biasa. Mungkin, sebut saja mereka harus berganti, tetapi juga sudah ada cara pembersihan seperti dry cleaning. Jadi, bukan dicuci basah," tutupnya.
(ask/fay)