Magic Mushroom, Kenapa Efek Telernya Beda-beda Tiap Orang
Hide Ads

Magic Mushroom, Kenapa Efek Telernya Beda-beda Tiap Orang

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 24 Jul 2024 22:05 WIB
Studi: Konsumsi Magic Mushroom Buat Konektivitas Otak Lebih Lancar
Efek menggunakan magic mushroom ternyata bisa berbeda-beda di tiap orang. Kenapa bisa begitu, ya? Foto: DW (News)
Jakarta -

Ada beberapa orang yang sengaja ingin teler dengan menggunakan magic mushroom. Efeknya ternyata bisa berbeda-beda di tiap orang, tapi semua ada risiko bahayanya.

Dalam beberapa kasus, ada pengguna yang menangis histeris, menceburkan diri ke pantai, bahkan mengaku-ngaku jadi Valentino Rossi. Sebenarnya, apa yang membuat efek magic mushroom berbeda-beda pada setiap orang? Jawabannya langsung dijelaskan oleh dr Hari Nugroho, M.Sc dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience dalam live 'Eureka!: Kecubung Bikin Linglung', Senin (22/7).

Menurut dr Hari, psilocybin akan mempengaruhi neurotransmitter di dalam otak ketika seseorang mengonsumsinya, khususnya di bagian serotonin. Dampaknya juga terasa pada Gamma-aminobutyric acid (GABA) dan dopamin secara tidak langsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian, serotonin receptor, namanya 5HT2A, itu akan dipengaruhi oleh psilocybin. Itulah yang kemudian akan membuat seseorang mengalami halusinasi. Semua orang pengalamannya akan berbeda-beda," terang pria yang mengambil gelar Master of Science di King's College London itu.

Adapun yang membuat pengalaman tiap orang berbeda adalah belief system hingga pengalaman traumatis. Kedua poin ini mempengaruhi bagaimana orang bereaksi ketika mengonsumsi magic mushroom.

ADVERTISEMENT

"Makanya ada istilah good trip dan bad trip ketika seseorang mengalami psikedelik, contohnya magic mushroom," ujarnya.

"Jadi mereka nggak bisa kontrol persepsi atau halusinasi yang muncul karena tergantung di mana reseptor serotonin kemudian dipengaruhi psilocybin, yang lebih aktif yang mana. Itu yang membuat seseorang mengalami experience yang berbeda-beda. Ada experience yang keluar dari tubuhnya, mungkin melihat hal-hal yang menakutkan, dan sebagainya," sambungnya.

Dalam terapi psikedelik di era modern, riset penggunaan psikedelik untuk kesehatan jiwa seperti depresi, PTSD dan adiksi pun bukan lagi hal asing. Mekanisme kerjanya biasa dilakukan untuk mengubah pandangan/mindset maupun belief system seseorang, menanamkan sugesti positif, hingga mempengaruhi aktivitas neurotransmitter di otak.

Jadi, itulah penjelasan mengapa efek magic mushroom berbeda-beda pada setiap orang. Baiknya, jauhi diri dari mengonsumsi zat-zat yang mengandung halusinogen karena dampak negatifnya. Jangan ikut-ikutan ya!




(ask/fay)
Berita Terkait