Ini Sebabnya Ganja Bisa Bikin Nge-fly
Hide Ads

Eureka!

Ini Sebabnya Ganja Bisa Bikin Nge-fly

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 24 Jul 2024 18:03 WIB
Operasi pemberangusan ganja di Aceh oleh personel gabungan Bareskrim Polri dan Polda Aceh masih terus berlanjut.
Konsumsi ganja bisa membuat seseorang mengalami gejala nge-fly. Sebenarnya kandungan apa yang membuat orang merasa high setelah mengonsumsi ganja? Foto: (Muhammad Abdurrosyid-detikcom)
Jakarta -

Konsumsi ganja bisa membuat seseorang mengalami gejala nge-fly. Sebenarnya kandungan apa yang membuat orang merasa high setelah mengonsumsi ganja?

Di acara live 'Eureka!: Kecubung Bikin Linglung', Senin (22/7), dr Hari Nugroho, M.Sc dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience menjelaskan bahwa di dalam ganja terkandung alkaloid. Salah satu yang bersifat ngefly adalah THC atau tetrahidrokanabinol.

"THC itu juga macam-macam, khususnya yang bikin efek nge-fly-nya tinggi adalah delta-9 THC," ujar dr Hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena ganja masuk salah satu tanaman yang bersifat halusinogenik, penggunaan ganja pun sebenarnya tidak bisa sembarangan. Apabila ganja digunakan dalam jangka panjang, efeknya bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Khususnya kepada mereka yang memiliki gen gangguan jiwa, terlebih jika digunakan di usia muda.

"Mereka lebih rentan mengalami gejala-gejala psikotik, gejala-gejala gangguan jiwa. Kemudian beberapa riset menyebutkan adanya gangguan di dalam memori," kata pria lulusan King's College London tersebut.

ADVERTISEMENT

"Bahkan ada riset yang mengikuti dari mereka remaja yang menggunakan ganja sampai 30 tahun kemudian, mereka-mereka yang menggunakan ganja lebih dini dan berat ada tendensi IQ-nya akan turun," sambungnya.

Lebih lanjut, dr Hari menyorot bahwa ada sejumlah negara-negara, contohnya Portugal, yang mengalami kenaikan angka gangguan penggunaan ganja. Yang jadi catatan, tidak sedikit yang berani untuk mengunjungi pengobatan. Jadi, tidak ada stigma yang memberatkan untuk mencari pertolongan.

"Kemudian juga cannabinoid di dalam ganja ini bisa kemudian membuat seseorang itu mengalami yang namanya cannabinoid hyperemesis syndrome, jadi muntah-muntah yang hebat gara-gara si ganja tadi. Ini juga banyak terjadi," jabarnya.

"Bahkan pada percobaan menggunakan CBD (cannabidiol), salah satu zat aktif di dalam ganja, waktu dicoba pada anak-anak yang mengalami kejang yang cenderung menetap, mereka-mereka juga ada yang mengalami cannabinoid hyperemesis syndrome. Kadang, dampak negatif ini seringkali tidak dibicarakan," tandasnya.




(ask/fay)