Bagaimana Piton Raksasa Menyerang dan Telan Manusia? Ini Kata Pakar

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 04 Jul 2024 09:22 WIB
Foto: Ular piton 8 meter di Luwu dibunuh usai memangsa warga. (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Ular piton atau sanca batik (Malayopython reticulatus) merupakan spesies ular piton asli Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ia ular terpanjang di dunia, dan terberat ketiga setelah anaconda hijau dan ular piton Burma. Meski jarang, ular ini kadang menyerang dan menelan manusia utuh-utuh, seperti yang terjadi di Sulawesi.

Dikutip detikINET dari Britannica, ular piton batik terpanjang yang pernah tercatat ukurannya mencapai 10 meter. Mereka mendiami hutan tropis Indonesia, Filipina, dan wilayah lain di Asia Tenggara. Ular ini sebenarnya sangat jarang memangsa manusia.

"Ini sangat jarang terjadi," kata Bruce Jayne, profesor ilmu biologi di Universitas Cincinnati. Di tahun 2022, ia menanggapi berita di Indonesia, di mana seorang wanita ditelan ular piton. Menurutnya, meski ada kasus ular makan manusia, sebagian besar melibatkan piton sangat besar dan manusia bertubuh agak kecil.

"Piton butuh waktu sangat lama untuk mencapai ukuran sangat besar. Hasilnya, sebenarnya hanya ada sedikit ular piton yang berukuran sangat besar," paparnya. Umumnya, piton berukuran maksimal sampai 6,5 meter, walau ada yang lebih panjang dari itu.

"Hal ini memang terjadi pada kesempatan tertentu dan ada beberapa hal yang terlibat dalam memakan manusia. Pertama, apakah ular itu lapar? Lalu apakah calon mangsa cukup dekat?" cetusnya, dikutip detikINET dari People.

Piton punya lubang penginderaan panas di sepanjang mulut untuk membantu mendeteksi makanan. Jika ada sesuatu yang muncul dan hangat serta bergerak, hal tersebut terlihat cukup menarik bagi piton.

"Beberapa piton yang saya pelihara di lab sangat agresif mencari makan. Kadang mereka akan menyerang bagian depan kandang jika seseorang berjalan karena mereka melihat gerakan dan juga ada tanda panas dari orang yang berjalan di dekat sangkar," paparnya.

Kabar baiknya, kebanyakan orang dapat melarikan diri jika bertemu piton. "Ular ini sebenarnya tak terlalu cepat. Piton yang besar dan berat sangat lambat. Jadi, biasanya, orang mudah menjauh dari ular piton dan ia takkan mengejar kecuali seseorang tak dapat berjalan dengan kecepatan wajar," tambahnya.

Namun memang ular piton bisa menyerang dengan cepat. Jangkauan mereka biasanya sekitar sepertiga hingga setengah panjangnya, kadang lebih. Jika piton besar menyerang, itu berbahaya karena mereka sangat kuat. Giginya seperti jarum tajam, tapi mereka tak mengunyah. Giginya digunakan menjebak mangsa, yang akan ditelan utuh.

"Ujung gigi tersebut mengarah ke belakang mulut, sehingga ketika mangsa atau manusia coba keluar dari mulutnya, gigi tersebut tenggelam lebih dalam. Jadi, sangat sulit melepaskan diri. Gigi mereka sangat khusus untuk menjaga mangsa tetap di dalam mulut," jelasnya.

Piton itu kemudian mulai mengecil, proses yang akan sangat sulit dan membutuhkan usaha besar untuk dihentikan begitu dimulai. Menurut Jayne, pemahaman ilmuwan tentang bagaimana piton membunuh mangsanya terus berkembang.

"Dulu ada anggapan mangsa mati lemas karena ular mengencangkan lilitannya. Namun, penelitian terbaru menunjukkan waktu kematian begitu cepat. Anda bisa membunuh vertebrata lebih cepat dengan menghentikan aliran darah dibanding menghentikan pernapasan, dan tampaknya itu masalahnya," cetusnya.

Keahlian lain yang dimiliki ular ini adalah bersembunyi. Meski begitu, Jayne mengimbau masyarakat tak takut pada ular raksasa dan tak berbisa ini. "Di Florida Selatan, sebagian besar ular piton yang ditemui tak berbahaya bagi manusia. Orang takut berlebihan terhadap ular yang tidak berdasar," katanya.

"Kecuali jika itu adalah spesimen yang benar-benar raksasa, mereka tidak perlu ditakuti jika Anda manusia dewasa. Lain halnya jika Anda memiliki anak kecil atau hewan peliharaan," pungkasnya.



Simak Video "Video: Lansia 66 Tahun Ditelan Ular Piton 6 Meter"

(fyk/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork