Perusahaan pertambangan Rare Earths di Norwegia, mengumumkan bahwa mereka telah menemukan deposit unsur rare earth atau tanah jarang yang sangat berharga dan terbukti terbesar di Eropa. Penemuan ini bisa menantang dominasi China di industri tanah jarang.
China merupakan negara penyumbang 70% produksi pengolahan tanah jarang pada 2022. Elemen ini merupakan gabungan dari 17 elemen yaitu lantanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, lutetium, skandium, yttrium.
Elemen pada tanah jarang merupakan bahan penting dalam industri rudal, sistem senjata, kendaraan listrik sampai chip semikonduktor pada smartphone. Dalam hal ini, Amerika Serikat (AS) merupakan pengimpor utama tanah jarang dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara lain pun sangat tergantung pada China. China adalah mitra terbesar Uni Eropa untuk impor unsur tanah jarang pada tahun 2022, menyumbang 40% dari keseluruhan impor berdasarkan berat.
Maka, penemuan deposit logam tanah jarang terbesar di benua Eropa ini adalah kabar baik dalam upaya Eropa mematahkan dominasi logam tanah jarang China. Permintaan mineral tanah jarang dan mineral penting diperkirakan tumbuh eksponensial di masa mendatang seiring makin cepatnya transisi energi ramah lingkungan.
Rare Earths Norway menyebut Kompleks Karbonatit Fen di tenggara Norwegia punya 8,8 juta metrik ton total oksida tanah jarang (TREO) dengan prospek untuk ekstraksi ekonomi. Dalam TREO itu, yang dianggap penting dalam peralihan dari bahan bakar fosil, ada sekitar 1,5 juta metrik ton tanah jarang yang berhubungan dengan magnet untuk dipakai di mobil listrik dan turbin angin.
Penemuan ini melampaui deposit logam tanah jarang dalam jumlah besar yang ditemukan tahun lalu di Swedia. Alf Reistad, CEO Rare Earths Norway, menyebut penemuan itu merupakan tonggak sejarah besar bagi perusahaan. "Penting untuk menyatakan bahwa sama sekali tak ada ekstraksi unsur tanah jarang di Eropa saat ini," kata Reistad
Rare Earths Norway mengungkap pekerjaan eksplorasi di area itu akan terus berlanjut, dengan pengeboran lebih lanjut dijadwalkan pada bulan depan. Mereka berupaya melakukan penambangan tahap pertama pada tahun 2030.
Ketika ditanya apakah ia yakin sumber daya yang ditemukan dapat dianggap bernilai lebih dari pasokan minyak dan gas Norwegia, Reistad menjawabnya. "Tidak bernilai lebih tetapi (Presiden Komisi Eropa) Ursula von der Leyen telah menyatakan bahwa litium dan unsur tanah jarang akan akan segera jadi lebih penting daripada minyak dan gas," cetusnya.
(fyk/rns)