Saat ini teknologi militer telah berkembang pesat. Maka tidak heran jika konflik di berbagai belahan dunia membutuhkan teknologi dan perangkat militer yang modern, salah satunya robot ikan mata-mata.
Perangkat mata-mata baru tersebut adalah berupa ikan buatan tetapi sangat mirip dengan ikan asli, bahkan diklaim akan sulit dibedakan oleh para pemancing dan nelayan.
Pada akhir Desember 2023, para ilmuwan melaporkan bahwa terdapat 183 konflik bersenjata di dunia dan hanya sebagian saja yang mendapatkan perhatian internasional. Beberapa di antaranya seperti agresi Rusia pada Ukraina, genosida Israel kepada Palestina, dan bentrokan di Sudan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di berbagai konflik tersebut, berbagai macam alat dan perangkat militer modern digunakan yaitu seperti drone. Permintaan akan alat-alat militer terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu pemerintah dan organisasi teroris.
Robot Ikan Mata-Mata Menguasai Pasar Militer
Selama parade Beijing Military Equipment Exhibition, Boya Gongdao mempresentasikan penemuan barunya yaitu robot ikan yang ditujukan untuk fungsi mata-mata. Perangkat ini terlihat sangat mirip dengan ikan air tawar dari spesies Arwana perak atau osteoglossum bicirrhosum.
Nantinya robot ini akan digunakan di sungai dan danau. Perangkat tersebut dilengkapi dengan berbagai sensor dan teknologi kontrol visual global.
Baterainya memungkinkan pengoperasian selama 6 hingga 8 jam. Para pencipta ikan mata-mata ini menekankan bahwa penampilannya yang realistis akan ideal untuk penelitian dan pendidikan biologi kelautan.
Sebaliknya, militer menyoroti potensinya dalam pengintaian. Bagi mereka yang tidak terlatih tidak akan bisa melihat perbedaan antara ikan biasa dan robot.
Cara Mengenali Robot Ikan Mata-Mata
Seorang nelayan atau aquarist yang berpengalaman akan melihat bahwa dalam kondisi tubuh robot ikan yang berbelok, bagian tubuh robot ikan akan terlihat.
Namun demikian, jika robot berada di lingkungan alami, misalnya sungai atau danau yang airnya tidak sejernih di kolam renang, maka secara praktis, perbedaannya tidak akan kentara.
*) Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rns/afr)