Bagaimana rasanya mengunjungi Pulau Ular atau Snake Island di Brasil yang misterius? Pulau ini memang terlarang didatangi warga sipil, tapi ilmuwan atau sosok tertentu diperbolehkan ke sana untuk penelitian. Tentunya pengalaman ke sana menegangkan.
Ilmuwan memperkirakan, antara 2.000 dan 4.000 ular kepala tombak emas (Bothrops insularis) yang berbisa hidup di Pulau Ular. Hewan ini belum ditemukan di tempat lain dan terdaftar sebagai spesies terancam punah.
Penelitian menunjukkan racunnya cepat bereaksi, lima kali lebih kuat dibanding spesies dekat yang hidup di daratan. Bisanya membahayakan manusia dengan gejala nyeri dan bengkak hingga mual, pendarahan usus, gagal ginjal, dan kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, presenter terkenal asal Australia, Tara Brown, pernah ke sana untuk liputan beberapa tahun silam. "Aku selalu tertarik pada petualangan dan destinasi baru dan ini cukup menarik, peluang unik melihat habitat istimewa yang sangat terlindungi," katanya, dikutip detikINET dari Mirror seperti dilansir Rabu (29/5/2024).
"Lalu aku diberitahu jika ada sekitar 4.000 ular yang termasuk paling mematikan ada di sana. Nelayan lokal bilang itu bukan ide bagus. Ada legenda soal sekeluarga tewas dan bajak laut mengubur harta karun di mana ular itu melindunginya. Nelayan itu bilang tak mau ke sana karena takut mati," cetusnya.
Tara datang ke pulau itu bersama rombongan ilmuwan biologi Australia, Bryan Fry, yang memperingatkannya bahwa gigitan ular itu bisa menimbulkan kematian yang menyakitkan. Butuh sekitar 6 bulan untuk mengurus izin ke Pulau Ular.
![]() |
"Kami juga wajib berangkat dengan kru medis. Tim medis lengkap, ambulans di daratan bersiaga, defibrilator, antibisa, respirator. Semua orang cukup serius," kisahnya.
Dikatakan bahwa terdapat antara satu hingga lima ular kepala tombak emas per meter persegi di Pulau Ular. Tara melihatnya saat dia dan para peneliti mendaki medan curam dan sulit, jauh ke dalam hutan.
"Aku tak pernah berurusan dengan ular. Aku jadi cukup lemah di sana. Pulaunya terpencil dan sangat panas, penuh tanaman. Bisa ada ular di mana pun dan kalian selalu sangat waspada," kisahnya. Kamera mengikutinya selama beberapa momen menegangkan. Pada satu titik, dia berhasil memegang kepala ular saat hewan itu tertidur.
Sejak permukaan laut naik 11.000 tahun yang lalu dan memisahkan pulau ular itu dari daratan, kepala tombak emas berevolusi sedikit berbeda. Mereka tidak sama dengan kerabatnya di daratan utama karena lima kali lebih berbisa dan termasuk dalam 10 ular paling berbisa di dunia.
"Mereka berburu dan memakan burung. Bukan burung lokal, yang sudah terlalu pintar bagi mereka, tapi burung migran yang lebih besar. Dan racun ular menjadi lebih kuat karena mangsanya lebih besar. Ini adalah eksperimen evolusi sangat menarik untuk diamati ilmuwan. Ini adalah laboratorium di alam liar," kata Tara.
Ironisnya, ular kepala tombak emas yang ditakuti juga memainkan peran penting dalam menyelamatkan nyawa manusia di mana racunnya bisa jadi obat antibisa. Racun kepala tombak emas kemungkinan juga dapat berkontribusi pada pengobatan baru di masa depan.
(fyk/fay)