Ngerinya Pulau Ular yang Terlarang Dikunjungi Manusia
Hide Ads

Ngerinya Pulau Ular yang Terlarang Dikunjungi Manusia

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 28 Mei 2024 07:45 WIB
5 Tempat Paling Berbahaya di Dunia
Ngerinya Pulau Ular yang Terlarang Dikunjungi Manusia Foto: Getty Images
Jakarta -

Pulau Ular atau snake island sesuai namanya, memang penuh dengan ular. Pulau kecil berhutan di lepas pantai Brasil itu dipenuhi ribuan ular berbisa yang bisa tumbuh sampai 1,2 meter.

Jenisnya adalah adalah ular berbisa emas lancehead pit (Bothrops insularis). Saking berbisanya, angkatan laut Brazil menutup pulau itu untuk umum sejak tahun 1920-an. Luasnya 43 hektar, setara sekitar 80 lapangan sepak bola Amerika. Hutan hujan menyelimuti lebih dari separuh pulau, sisanya bebatuan tandus dan padang rumput.

Pulau Ular dulu terhubung daratan, namun naiknya air laut menenggelamkan jembatan darat tersebut sekitar 10.000 tahun lalu. Itu menjebak populasi ular di pulau tersebut dan mereka cepat beradaptasi. Racunnya berevolusi membunuh spesies yang terperangkap bersama mereka, serta burung yang bermigrasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak ada mamalia di Pulau Ular, jadi ular di sana tak punya predator alami. Penelitian menunjukkan racun mereka cepat bereaksi, bahkan lima kali lebih kuat dibanding spesies yang berkerabat dekat yang hidup di daratan, kemungkinan besar karena menangkap burung memerlukan pembunuhan yang cepat.

Racunnya juga bekerja cepat pada manusia. Gigitannya menimbulkan gejala mulai dari nyeri lokal dan bengkak hingga mual, pendarahan usus, gagal ginjal, dan kematian jaringan.

ADVERTISEMENT

Hanya sedikit orang pernah menghuni Pulau Ular hingga 1920-an untuk mengoperasikan mercusuar yang dibangun tahun 1909. Rumor setempat menyebutkan bahwa penjaga terakhir dan keluarganya meninggal karena gigitan ular yang menyelinap ke dalam rumah melalui jendela.

Para peneliti memperkirakan antara 2.000 dan 4.000 ular kepala tombak emas hidup di Pulau Ular. Dikutip detikINET dari Live Science, hewan ini belum ditemukan di tempat lain di dunia dan terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.

Pulau Ular dilindungi sebagai kawasan ekologis sejak tahun 1985. Hanya angkatan laut Brasil dan tim peneliti dengan izin khusus yang diizinkan mengaksesnya. Namun pemburu liar juga datang ke pulau itu untuk menangkap ular dan mengambil racunnya, yang sangat berharga di pasar gelap.

Para ilmuwan berpendapat jumlah ular ini berkurang sebagian karena perdagangan ilegal, tetapi juga karena penyakit dan perkawinan sedarah.




(fyk/afr)