Ini Sebabnya Gempa Bawean Bisa Merembet ke Tempat Lain
Hide Ads

Ini Sebabnya Gempa Bawean Bisa Merembet ke Tempat Lain

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Minggu, 24 Mar 2024 17:54 WIB
Warga membersihkan puing-puing bangunan rumah yang rusak akibat gempa di Desa Suwari, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu (24/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat sebanyak 4.085 rumah, 138 rumah ibadah, 68 sekolah, dan 12 perkantoran di Kecamatan Sangkapura dan Tambak mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Spt.
Kerusakan akibat Gempa Bawean (Foto: ANTARA FOTO/Rizal Hanafi)
Jakarta -

BMKG mencatat sejumlah daerah diguncang gempa dari Bawean, Bengkulu sampai Ende. Satu gempa memang bisa memicu gempa di tempat lain.

"Gempa merembet di satu sesar aktif, dia akan otomatis memberikan pemicu ke sekitarnya," kata pakar gempa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Danny Hilman Natawidjaja kepada detikINET, Minggu (24/3/2024).

Namun, hal itu tidak bisa serta merta diprediksi ke arah mana gempa akan merembet, karena ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Salah satunya apakah ada daerah lain yang penuh energinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada yang penuh energinya akan terpicu (gempa) juga. Itu satu hal kompleks, bergantung kondisinya bisa memicu atau nggak," ujarnya.

Intinya menurut Danny, ada ketidakstabilan yang harus dilepaskan dengan cara gempa bumi supaya bisa stabil. Selain itu di wilayah utara Jawa, memang ada sesar yang memang baru dipetakan.

ADVERTISEMENT

Sesar ini adalah Back Arc Thrust atau Sesar Naik Busur Belakang. Sesar ini dari Jakarta ke Subang, Cirebon, Semarang, Tuban dan ada cabangnya sampai Surabaya.

"Potensinya bisa M 7 dan dekat populasi padat. Kita khawatir di jalur utama, tapi yang terjadi (Gempa Bawean) di jalur cabang. Kita mau pelajari di Bawean ini bagaimana jalur tektoniknya," kata Danny.

Terkait dengan Gempa Bawean M 5,9 dan M 6,5, Danny juga mengatakan BRIN berpendapat sama dengan BMKG. Ada aktivitas sesar aktif yang baru ditemukan.

"Ada sesar aktif di situ tapi belum terpetakan, jadi itu adalah sesuatu yang baru bagi kami," pungkasnya.




(fay/hps)