Charles Darwin dikenal sebagai Bapak Teori Evolusi. Dia ternyata tidak bilang manusia dari kera. Namun 3 gambar berikut ini membuat salah persepsi selamanya.
Charles Darwin terkenal karena 2 bukunya yaitu On The Origin of Species terbit 1859 dan direvisi 5 kali sampai 1872. Buku keduanya The Descents of Man terbit tahun 1871.
Javier Yanes, doktor biokimia dan biologi molekuler dari Universidad Complutense de Madrid dan penulis di BBVA Open Mind pernah membahas Darwin sebagai ilmuwan yang paling banyak disalahpahami soal Teori Evolusinya. Teori Evolusi Darwin sebenarnya bicara soal seleksi alam dan survival of the fittest serta variasi bentuk spesies karena kebutuhan survival dan reproduksi. Bukunya menjelaskan kaitan manusia dan kera dalam aspek tersebut sebagai perbandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yanes mengatakan ada juga ilmuwan lain yaitu Thomas Henry Huxley dengan bukunya Evidence as to Man's Place in Nature (1863) yang juga membahas evolusi manusia. Bahkan tema evolusi manusia sangat kencang di dunia ilmuwan abad ke-19.
"Baik Huxley dan Darwin sudah jelas konsepnya bahwa manusia dan primata lain adalah keturunan dari 'nenek moyang yang sama' dari 'suatu bentuk yang lebih rendah', tapi bukan manusia berasal dari kera," kata Yanes dilansir dari BBVA Open Mind, Rabu (13/3/2024).
Jika mengatakan manusia berasal dari kera, artinya kera satu garis keturunan yang sama dengan manusia. Namun dengan konsep 'common progenitor' (nenek moyang sama) artinya kera dan manusia punya garis keturunan masing-masing, namun pada zaman dahulu garis ini pernah bertemu pada makhluk lain yang lebih rendah dan belum diketahui spesiesnya.
Hal itu ditulis Darwin dalam buku The Descents of Man and Selection in Relation to Sex bab VI soal teori tentang tempat lahir dan kepurbakalaan manusia. Dia berteori bahwa nenek moyang manusia dan kera kemungkinan sama-sama berasal dari Afrika. Dalam bahasa Inggrisnya adalah sebagai berikut:
In each great region of the world the living mammals are closely related to the extinct species of the same region. It is therefore probable that Africa was formerly inhabited by extinct apes closely allied to the gorilla and chimpanzee; and as these two species are now man's nearest allies, it is somewhat more probable that our early progenitors lived on the African continent than elsewhere.
"Kebingungan ini terjadi hingga saat ini, membuat banyak orang percaya bahwa kera seperti simpanse, orangutan, atau gorila adalah rancangan manusia yang gagal," kata dia.
Menurut Yanes, kebingungan ini diperparah dengan adanya 3 gambar sepanjang sejarah yang membuat dunia salah paham soal Teori Evolusi dan Charles Darwin itu sendiri. Pertama kata Yanes adalah karikatur bergambar Darwin berbadan kera buatan majalah satir The Hornet tahun 1871. Karikatur ini untuk mengejek Darwin, tapi disalahpahami sebagai Darwin mengatakan manusia dari kera.
![]() |
Gambar kedua adalah seperti yang dibilang Yanes adalah ilustrasi dari buku Huxley yang menjejerkan 4 spesies hominid di belakang manusia. Maksud Huxley adalah perbandingan kerangka beberapa kera terhadap kerangka manusia. Namun karena kebiasaan orang membaca dari kiri ke kanan, seolah itu adalah alur pembentukan evolusi manusia.
![]() |
Gambar ketiga adalah yang paling terkenal dan ikonik sebagai pop culture dan direproduksi jadi macam-macam mulai parodi, meme, mural dll. Judul gambarnya adalah The March of Progress alias The Road to Homo sapiens karya Rudolph Zallinger tahun 1965 untuk Life Nature Library. Gambar ini membandingkan sosok kera purba, manusia purba dan manusia modern, namun lagi-lagi dipahami sebagai alur pembentukan evolusi manusia.
![]() |
"Kesalahpahaman menganggap semua primata sebagai tahapan membentuk manusia diperburuk dengan gambar hominin berjalan di belakang manusia," pungkas Yanes.
(fay/afr)