Es di Laut Benua Antartika Mencair, Sudah Kritis Banget Nih Bumi
Hide Ads

Es di Laut Benua Antartika Mencair, Sudah Kritis Banget Nih Bumi

Muhammad Lugas Pribady - detikInet
Senin, 26 Feb 2024 22:37 WIB
Gunung es terbesar di dunia yang disebut A68a terbelah menjadi dua. Bongkahan gunung es sebesar pulau Antartik Selatan tersebut dikatakan mengancam populasi hewan liar.
Es di Antartika terus mencair (Foto: Corporal Phil Dye/Ministry of Defence via AP)
Hobart -

Selama 3 tahun terakhir, es di laut sekitar Antartika telah mencair 2 juta kilometer persegi. Angka ini melewati ambang batas kritis pada 2022, yang belum pernah terjadi sejak pengukuran satelit pada tahun 1979.

Snow and Ice Data Center milik Amerika Serikat mengonfirmasi setidaknya tiga tahun terakhir merupakan periode yang dicatat sebagai banyaknya es yang mencair dan mengapung di benua tersebut.

Para ilmuwan mengatakan titik terendah ini menandakan bukti lebih lanjut dari pemanasan global yang terjadi. Penelitian baru menunjukkan bahwa es di benua tersebut telah mengalami transisi kritis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Es di Benua Antartika mencapai titik terendahnya pada setiap musim panas pada bulan Februari di setiap tahunnya. Pada tanggal 18 Februari, rerata tutupan es laut selama lima hari turun menjadi 1,99 juta kilometer persegi dan pada 21 Februari mencapai 1,98 juta kilometer persegi, sementara rekor terendahnya adalah 1,78 juta kilometer persegi yang terjadi pada Februari 2023.

"Tetapi kami yakin tiga tahun terendah yang pernah tercatat akan terjadi pada tiga tahun terakhir," sebut ilmuwan dari University of Tasmania, Will Hobbs dikutip detikINET dari The Guardian, Senin (26/2/2024).

ADVERTISEMENT

Es laut di Antartika mencapai puncaknya setiap bulan September, namun luas maksimum tahun lalu merupakan rekor terendah mengalahkan rekor sebelumnya sekitar 1 juta kilometer persegi. Para ilmuwan terkejut ketika melihat fakta sedikitnya jumlah es yang tumbuh pada tahun lalu, jauh melebihi jumlah es yang pernah terlihat sebelumnya.

Cakupan ini tampaknya sedikit lebih baik pada bulan Desember seiring dengan berlangsungnya pembekuan kembali, namun kemudian turun kembali ke tingkat saat ini. Tidak ada pengukuran yang dapat diandalkan mengenai seberapa tebal es laut di Antartika.

Tetapi seorang ahli iklim yang memiliki spesialisasi tentang Antartika dan Samudera asal Monash University, Ariaan Purich mengatakan ada kemungkinan es yang tumbuh kembali lebih tipis dari biasanya.

"Tampaknya masuk akal, dan es laut yang lebih tipis bisa mencair lebih cepat," ungkapnya.

Terkini, para ilmuwan juga tengah menyelidiki penyebab berkurangnya es di laut. Namun mereka khawatir pemanasan global mungkin turut berperan, khususnya pemanasan di samudera yang mengelilingi benua tersebut.

Es di lautan memantulkan radiasi matahari, artinya berkurangnya es dapat menyebabkan lebih banyak pemanasan laut. Peneliti senior dari US National Snow and Ice Data Center, Walt Meier menyatakan sebagian besar es mencair sepenuhnya setiap musim panas.

"Sebagian besar es hanya setebal satu sampai dua meter dan bahkan lebih sedikit lagi yang berada di dekat tepi es," kata Meier.

"Dengan nilai maksimum yang sangat rendah pada bulan September lalu, es mungkin rata-rata lebih tipis di banyak wilayah. Namun sulit untuk mengatakan seberapa besar dampaknya terhadap laju pencairan dan pendekatan minimum tersebut," pungkasnya.




(fay/fay)