Lebih dari 100 api kebakaran yang tersisa dari musim panas ternyata masih membara di bawah tanah, di wilayah Kanada.
Api-api ini juga dikenal sebagai api musim dingin atau api sisa dari musim panas, yang terus membara di bawah tanah selama musim dingin, dan berisiko memicu kembali adanya kebakaran hutan berskala besar ketika musim semi tiba.
Menurut Canadian Interagency Forest Fire Centre, saat ini terdapat 92 api semacam itu yang masih menyala di British Columbia, dan 54 kebakaran di Alberta, dan beberapa lagi ada di Northwest Territories.
Aktivitas kebakaran api di Kanada ini biasanya mencapai puncaknya pada bulan-bulan di musim panas, khususnya di bagian provinsi barat dan perbatasan yang kondisinya kering serta sering terjadi sambaran petir.
Daerah-daerah yang sangat rentan akan adanya kebakaran hutan di Kanada adalah British Columbia, Alberta, Saskatchewan, Manitoba, Ontario, Yukon, dan Northwest Territories. Daerah ini memiliki wilayah hutan sangat luas sehingga rentan terjadinya percikan api dalam beberapa situasi. Tahun 2023, British Columbia memecahkan rekor dengan 2.220 kebakaran, yang membakar area seluas 2.830.808 hektar.
Terkadang, kebakaran yang lebih besar dapat terus berlangsung hingga musim dingin, membakar tanah dan akar yang ada di bawah tanah.
"Api yang membara adalah api kebakaran yang telah memasuki mode hemat daya," ucap Rebecca Scholten, seorang peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam, disampaikan dalam postingan di NASA Earth Observatory pada 2021. "Api kebakaran ini hanya bisa bertahan dengan sumber daya yang mereka miliki, oksigen dan bahan bakar, dan itu dapat berubah kembali menjadi api yang lebih besar ketika situasinya lebih menguntungkan."
Bara ini terkadang hanya dapat terlihat melalui asap yang dihasilkan oleh kebakaran tersebut. Musim kebakaran sayangnya datang lebih awal di Alberta belum lama ini, 10 hari lebih awal dari biasanya.
Perubahan iklim juga menyebabkan meningkatnya frekuensi dan keganasan kebakaran hutan yang ada di Kanada dan Amerika Serikat, mengingat naiknya temperatur suhu dan perubahan pola hujan turut menjadi faktor yang membuat kondisi menjadi lebih kering sehingga memudahkan penyulutan dan penyebaran api.
Tahun ini, lebih banyak kebakaran telah terjadi diseluruh penjuru daerah dibandingkan biasanya.
"Ini bukanlah suatu hal yang saya pernah lihat di dalam data manapun," kata Jennnifer Baltzer, seorang professor di departemen biologi pada Wilfrid Laurier University di Ontario, kepada saluran berita lokal CBC. "Yang tidak kita ketahui secara pasti adalah seberapa banyaknya api ini yang akan kembali menyala di musim semi.
"Ini adalah indikasi lainnya dari adanya dampak akibat iklim yang menjadi lebih hangat dalam sistem," tambahnya. Para ahli takut bahwa api zombie mungkin akan turut berkontribusi menjadi kebakaran hutan dalam skala yang lebih besar pada waktu awal musim semi dan musim panas.
"Ini terasa seperti kita masih belum punya waktu yang cukup untuk melakukan pemulihan, bahkan untuk bersiap, karena ini akan terjadi lagi," sebut Sonja Leverkus, seorang professor kebakaran hutan di University of Alberta yang juga pemimpin regu pemadam kebakaran hutan dari Fort Nelson, British Columbia, kepada berita lokal CBC.
"Banyak orang membicarakan musim kebakaran dan akhir dari musim tersebut, akan tetapi kebakaran masih belum dapat berhenti pada tahun 2023. Api dari kebakaran tersebut telah terjadi di dalam bawah tanah, dan sudah terbakar sepanjang musim dingin," kata Leverkus.
Dengan datangnya musim semi, pihak otoritas manajemen kebakaran hutan seluruh Kanada dan Amerika Serikat akan memantau keberadaan api-api yang ada dan bertahan selama musim dingin. Mereka pun merancang rencana untuk dapat mengatasi kebakaran yang terjadi di bulan-bulan yang lebih hangat.
*Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video: Potret Ngeri Asap Karhutla Kanada Selimuti Langit AS"
(fyk/rns)