Kenapa Banyak Partai Bikin Lagu? Secara Psikologi Memang Berpengaruh
Hide Ads

Kenapa Banyak Partai Bikin Lagu? Secara Psikologi Memang Berpengaruh

Aisyah Kamaliah - detikInet
Minggu, 21 Jan 2024 16:27 WIB
Warga Kabupaten Asmat melakukan pencoblosan dengan menerapkan protokol Kesehatan di TPS 006 Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Rabu (9/12/2020). Pilkada Asmat 2020 diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan petahana Elisa Kambu  Thomas E. Safanpo yang diusung partai politik dan Yulianus P. Aituru  Bonifasius Jakfu dari jalur perseorangan. ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding/wpa/wsj.
Lagu kampanye untuk partai politik sering kali 'catchy' dan membuat pendengarnya terngiang-ngiang. Secara psikologi, lagu memang bisa berperan besar. Foto: Ilustrasi Pilkada 2020 (ANTARA FOTO/SEVIANTO PAKIDING)
Jakarta -

Lagu kampanye untuk partai politik sering kali 'catchy' dan membuat pendengarnya terngiang-ngiang. Sebut dan nyanyikan setidaknya dua lagu partai politik, pasti Anda bisa melakukannya dengan cepat.

Secara psikologi, lagu memang bisa berperan besar dalam memainkan emosi seseorang. Ada banyak contoh lagu politik yang terkenal. Di Amerika Serikat misalnya, pada tahun 1952, ada lagu kampanye yang sangat ikonik berjudul 'I Like Ike'. Alhasil Dwight D. Eisenhower mendapatkan atensi dan juga popularitas lebih. Di Afrika, ada lagu 'My Dream' oleh Nesbeth yang terus hits setelah Perdana Menteri Andrew Holness Jamaika menyanyikannya di upacara penobatannya.

Christopher Charles profesor psikologi politik dan sosial Departemen Pemerintahan Universitas West Indies (UWI), mencatat bahwa musik juga digunakan untuk 'mengirim pesan'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Charles, yang melakukan penelitian yang diterbitkan pada tahun 2006, berjudul 'The Psychology of Music and Electioneering in the 2002 Jamaican Election (Social and Economic Studies)', berbagi dengan eProbe bahwa dia telah mewawancarai pemilih People's National Party (PNP) sebagai serta sekelompok pendukung PNP, dan menemukan bahwa musik memang berperan dalam membantu menyampaikan pesan politik partai.

"Karena lagu-lagunya sesuai dengan apa yang dikatakan para pemimpin partai, penting untuk melihat apakah orang-orang yang menghadiri pertemuan tersebut memahami pesan tersebut. Jadi ketika saya bertanya kepada mereka, 'Ketika Anda mendengar lagu ini, apa yang terlintas dalam pikiran Anda, atau pesan apa yang ingin disampaikan?' Mereka akan memberitahu Anda, dan itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh pemimpin dan apa yang dikatakan oleh pemilih. Jadi lagu menjadi alat komunikasi untuk menguatkan pesan pemimpin," jelas Charles.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Prof Charles mengatakan bahwa sejak awal peradaban manusia, musik telah menjadi alat yang penting. Termasuk kaitannya dengan politik.

"lagu menyampaikan pesan, menyampaikan perasaan masyarakat serta berhubungan dengan masyarakat, dan partai politik di seluruh dunia selalu menggunakannya. Anda akan menemukan bahwa mereka memainkan banyak musik sebelum dan terkadang selama dan setelah pembicara utama berbicara," lanjutnya.

Dari sini, kita belajar bahwa musik memberikan peran yang sangat signifikan dalam membangun citra partai dan pemimpinnya. Maka tak heran jika banyak partai yang menelurkan lagu sendiri untuk 'memperkenalkan' partai mereka. Demikian dirangkum dari Jamaica Gleaner.




(ask/rns)