Laut dalam merupakan wilayah yang penuh teka-teki, layaknya dunia alien. Namun setiap tahunnya, ilmuwan selalu berhasil menemukan sesuatu yang mampu mengisi teka-teki tersebut. Begitu pula tahun ini, dari gunung laut raksasa sampai bola emas misterius, inilah lima penemuan terbaik di laut dalam selama tahun 2023.
![]() |
1. Gunung Laut Raksasa
Pada bulan November, ilmuwan menjelajahi dasar lautan di dekat Guatemala dan menemukan gunung raksasa di bawah laut. Ukurannya dua kali tinggi bangunan tertinggi dunia, yakni Burj Khalifa.
Gunung dengan tinggi 1.600 m tersebut berada 2.400 m di bawah permukaan laut. Struktur kerucut ini merupakan sisa gunung vulkanik bawah laut kuno dan memakan luas 14 km persegi. Ilmuwan yang menemukan gunung ini menggunakan sonar multibeam selama 6 hari melintasi Costa Rica dan Kenaikan Pasifik Timur, sebuah batas lempeng tektonik di tengah Laut Pasifik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung laut sendiri mengandung batuan yang penting untuk karang laut dalam, spons, dan sejumlah invertebrata. Para ilmuwan memperkirakan setidaknya ada 100 ribu gunung laut yang belum berhasil ditemukan di dunia.
![]() |
2. Gelombang Panas Dasar Laut
Pada riset bulan Maret, ilmuwan mengungkap bahwa beberapa titik di kedalaman laut terdapat gelombang panas yang mengancam kehidupan biota laut.
Gelombang panas di dekat permukaan laut, yang mana merupakan hasil dari perubahan cuaca dan fenomena oseanografi, telah terdokumentasi selama beberapa dekade ini. Namun, model komputer yang menggunakan suhu permukaan dan arus laut menunjukkan bahwa mungkin dasar laut juga mengalami apa yang ilmuwan sebut dengan Gelombang Panas Laut Dasar. Selain itu, fenomena ini bisa menjadi begitu ekstrem dan bertahan lebih lama dari gelombang panas di permukaan.
Ekosistem dasar laut umumnya dihinggapi oleh lobster, kerang, ikan kod, dan ikan komersial lainnya, sehingga adanya gelombang panas dapat berimplikasi serius pada ekonomi maupun kerusakan ekologi.
![]() |
3. Bola Emas Misterius
Pada September, ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengeruk bola emas misterius dari dasar laut di Gulf, Alaska. Analisis awal mengungkapkan bahwa bola tersebut merupakan hasil dari proses alami, tapi ilmuwan masih belum jelas apa sebenarnya benda ini.
Mereka kemudian memetik bola emas tersebut dari gunung laut, sekitar 3.300m di bawah permukaan laut, menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV). Begitu di bawa ke permukaan, benda yang memiliki lebar sekitar 10 cm dan sempat melekat pada batuan tersebut langsung meleleh, hilang dari struktur aslinya.
Para ilmuwan pun dipenuhi banyak pertanyaan tentang apa sebenarnya bola emas ini. Ada yang berasumsi bahwa ini merupakan kulit telur, tapi ada juga yang menebaknya sebagai spons. Sampai saat ini, identitas bola emas tersebut masih belum dapat dipastikan. Bahkan warna bola emasnya saja meninggalkan misteri bagi para ilmuwan.
"Selama tidak ada cahaya natural menembus ke kedalaman ini, seringkali sulit untuk menentukan kenapa warna tertentu muncul," tulis para ilmuwan, seperti dikutip detikINET dari Live Science (28/12/2023).
![]() |
4. Telur yang Menyelimuti Gunung Berapi
Di bulan Juli, ilmuwan menjelajahi gunung berapi laut dalam kuno di garis pantai Pasifik Kanada. Mereka terkejut begitu menyadari bahwa gunung tersebut masih aktif dan diselimuti oleh 1 juta telur seukuran bola sepak.
Gunung bawah laut tersebut, yang setinggi 1.200 m, memancarkan air hangat yang kaya akan nutrisi, yang mana melestarikan ekosistem karang laut dalam dan sebagai tempat pembibitan ikan sepatu roda putih Pasifik atau Bathyraja spinosissima.
Telur ikan, yang juga dikenal sebagai dompet putri duyung, diletakkan berbentuk persegi panjang yang sungguh berlimpah jumlahnya di gunung laut tersebut. Ilmuwan memperkirakan bahwa ada sekitar 100 ribu telur yang tersebar di sana. Begitu telur-telur itu menetas, gunung laut akan menjadi habitat yang cocok bagi para ikan remaja bertumbuh kembang.
![]() |
5. Kebocoran Metana yang Membingungkan
Di bulan Agustus, para ilmuwan menemukan kebocoran metana yang begitu besar dan penuh teka-teki datang dari titik terdalam Laut Baltik.
Tim ilmuwan menemukan bahwa gas rumah kaca itu menggelegak di mana-mana, seluas 20 km persegi, di kedalaman 400 m.
Gelegak itu juga meningkat jauh lebih tinggi dari emisi metana yang pernah ada di seluruh dunia. Normalnya, metana larut di perairan dalam dan sangat jarang bisa bergerak lebih dari beberapa puluh meter di atas dasar laut. Namun nyatanya, gas tersebut bergerak hingga 20 m di bawah permukaan laut. Ini adalah fenomena yang sama sekali baru.
Para ilmuwan berpikir bahwa metana itu datang dari pembusukan bahan organik di dasar laut. Namun, memang belum jelas apa yang membuat jumlahnya menjadi begitu banyak dan mengapa gas ini bisa bergerak begitu tinggi di dalam air.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rns/fay)