Terdeteksi Getaran Misterius di Bulan, Gerakannya Teratur dan Berulang
Hide Ads

Terdeteksi Getaran Misterius di Bulan, Gerakannya Teratur dan Berulang

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 22 Des 2023 15:34 WIB
Eugene Cernan berjalan di bulan dalam misi Apollo 17. Foto ini diambil astronout Harrison Schmitt (NASA)
Eugene Cernan berjalan di Bulan dalam misi Apollo 17. Foto ini diambil astronout Harrison Schmitt (NASA)
Jakarta -

Pada tahun 1970-an, para astronaut menempatkan tiga seismometer di permukaan Bulan untuk mengumpulkan data antara Oktober 1976 hingga Mei 1977. Alat ini mendeteksi getaran misterius.

Sebuah studi baru mengamati data seismograf ini, dan menemukan bahwa beberapa getaran yang berulang tampaknya berasal dari pendarat Apollo 17.

Saat gempa terjadi di Bumi, gelombang energi disalurkan ke segala arah. Dengan mengukur getaran dari beberapa lokasi di permukaan, para ilmuwan kemudian dapat membuat peta interior Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena batuan dan cairan di dalam Bumi memiliki kepadatan yang berbeda-beda, gelombang bergerak melaluinya dengan kecepatan yang berbeda-beda, sehingga ahli geologi dapat mengetahui jenis material apa yang dilalui gelombang tersebut. Hal ini dikenal sebagai tomografi seismik.

Nah, program Apollo AS menempatkan sejumlah seismograf di Bulan untuk mempelajari strukturnya dengan cara yang sama. Dengan menganalisis data, para ilmuwan telah mempelajari struktur bagian dalam, termasuk bahwa Bulan memiliki inti dalam sekitar 500 kilometer, jauh lebih padat dibandingkan Bumi.

ADVERTISEMENT

Gempa bBlan diperkirakan tidak disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, seperti di Bumi. Sebaliknya, gravitasi Bumi diperkirakan menyebabkan tekanan pasang surut yang kuat di Bulan, sehingga memecahkannya dan menyebabkan potongan-potongan tersebut saling bergesekan.

Jenis gempa Bulan lain yang tercatat oleh seismograf Apollo kemungkinan besar disebabkan oleh meteorit yang menabrak Bulan, sedangkan gempa Bulan yang panjang dan dangkal sedikit lebih sulit dijelaskan dengan data yang dimiliki saat ini.

Dalam sebuah studi baru, para peneliti dari Caltech menggunakan pembelajaran mesin untuk menganalisis data dari tiga seismograf yang ditempatkan oleh kru Apollo 17 beberapa ratus meter dari pangkalan mereka. Para peneliti menemukan bahwa gempa Bulan terjadi secara rutin, setiap sore saat permukaan Bulan mulai mendingin kembali.

Namun di pagi hari, mereka juga menemukan sinyal berulang yang tidak biasa dan tidak dapat dijelaskan oleh penyebab alami.

"Setiap pagi di Bulan ketika Matahari menyentuh wahana pendarat, ia mulai bermunculan," kata Allen Husker, profesor riset geofisika dan salah satu penulis studi baru ini, dikutip dari IFL Science.

"Setiap lima hingga enam menit terjadi satu kali lagi, selama periode lima hingga tujuh jam Bumi. Kejadian tersebut sangat teratur dan berulang," rincinya.

Tim menentukan bahwa gempa tersebut berasal dari pendarat Apollo 17 itu sendiri. Saat suhu memanas di pagi hari dan mulai meluas, getaran berderit ditangkap oleh seismograf di dekatnya.

Selain merupakan penemuan yang keren, tim percaya bahwa ini dapat membantu misi Bulan di masa depan untuk memahami bagaimana peralatan tersebut mengembang dan menyusut saat berada di permukaan Bulan. Sebelum kita kembali, atau mungkin mulai bekerja di pangkalan Bulan, kita juga ingin mencari deposit mineral berguna di bawah permukaan.

"Kami berharap dapat memetakan kawah di bawah permukaan dan mencari endapannya," tambah Husker.

""Ada juga wilayah tertentu di kawah di Kutub Selatan Bulan yang tidak pernah terkena sinar Matahari. Wilayah tersebut selalu dibayangi. Jika kita bisa memasang beberapa seismometer di sana, kita bisa mencari air es yang mungkin terperangkap di bawah permukaan, karena gelombang seismik merambat lebih lambat melalui air," ujarnya.

Saat ini, pendarat Bulan Vikram milik badan antariksa India ISRO, diposisikan dekat Kutub Selatan, dilengkapi dengan seismograf, dan telah mendeteksi potensi pergerakan dari bawah permukaan. Deteksi tersebut sedang diselidiki.




(rns/rns)