Seekor gajah yang dijuluki oleh para aktivis sebagai salah satu yang paling menyedihkan di dunia, mati di kebun binatang Filipina. Ia menghabiskan hampir seluruh hidupnya sendirian di dalam kandang.
Penghormatan mengalir untuk Mali, bintang atraksi di Kebun Binatang Manila selama empat dekade dan sangat dicintai. Namun nasib buruk yang dialami satu-satunya gajah di negara itu memicu kritik dari para pecinta binatang.
Dikutip detikINET dari BBC, salah satunya adalah Sir Paul McCartney yang pernah meminta pihak berwenang memindahkan Mali ke suaka gajah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kematian Mali diumumkan di Facebook oleh Walikota Manila Honey Lacuna. Ia mengatakan kunjungan ke kebun binatang untuk melihat Mali adalah salah satu kenangan masa kecilnya paling membahagiakan.
Sebelumnya, gajah Asia ini terlihat terus menggesekkan belalai ke dinding, menandakan dia kesakitan. Mali kemudian berbaring miring dan terengah-engah. Dokter hewan memberikan antihistamin dan vitamin, tapi dia meninggal. Otopsi menemukan Mali menderita kanker di beberapa organ serta penyumbatan di aorta.
Mali, yang bernama lengkap Vishwa Ma'ali, dihadiahkan pada mantan ibu negara Filipina Imelda Marcos oleh pemerintah Sri Lanka tahun 1981, ketika berusia 11 bulan. Kebun Binatang Manila juga merupakan rumah bagi gajah lain, Shiva, yang tiba tahun 1977 dan mati di 1990. Mali jadi satu-satunya gajah di sana sejak saat itu.
Aktivis hak-hak binatang mengkritik kondisi buruk di Kebun Binatang Manila. Mereka menilai penjaga kebun binatang tersebut tidak mempunyai perlengkapan memadai untuk memberi perawatan medis layak kepada Mali. Namun otoritas kebun binatang berpendapat gajah tersebut sebaiknya dipelihara di penangkaran karena tidak mengetahui seperti apa kehidupan di alam liar.
Dalam surat kepada Presiden saat itu Benigno Aquino III tahun 2012, Sir Paul menyebut rekaman Mali yang dia lihat memilukan. "Saya menulis surat ini untuk menyuarakan pendapat saya kepada banyak pihak yang mendukung pemindahan Mali, gajah kesepian yang saat ini ditahan di Kebun Binatang Manila, ke tempat perlindungan di Thailand sesegera mungkin," katanya.
Mantan pentolan Smiths, Morrissey, juga menyampaikan permohonan tertulis serupa. Namun Mali tetap berada di Kebun Binatang Manila.
"Salah satu gajah paling menyedihkan di dunia telah mati. Beristirahatlah dengan tenang, Mali, kamu berhak mendapatkan lebih," tulis kelompok pecinta hewan, PETA.
PETA Asia mengatakan Mali, yang hampir berusia 50 tahun, meninggal di kandang beton tandus karena ketidakpedulian dan keserakahan. Tinggal di isolasi adalah penyiksaan bagi gajah betina karena mereka secara alami menghabiskan hidup bersama gajah betina lainnya dan bekerja sama membesarkan bayi.
"Meskipun PETA telah berulang kali memperingatkan, pejabat kebun binatang dan kota mengabaikan masalah yang jelas-jelas menyakitkan Mali dan menghukumnya bertahun-tahun," demikian bunyi pernyataan PETA Asia.
"Kebun Binatang Manila mengumumkan Mali mengidap kanker yang tak terdeteksi dokter hewan sampai dia meninggal. Karena fakta bahwa tidak ada ahli gajah di negara tersebut, Mali tidak pernah diberikan perawatan dokter hewan rutin," tambah mereka.
(fyk/rns)