Benua Misterius Argoland yang Lama Hilang Kini Ditemukan

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 26 Okt 2023 22:35 WIB
Argoland, Benua yang Telah Lama Hilang Kini Ditemukan. Foto: Utretch University
Jakarta -

Ahli ekologi percaya bahwa sekitar 155 juta tahun yang lalu, ada sebidang tanah sepanjang 5.000 kilometer bernama Argoland, terpisah dari Australia Barat. Nasib benua ini tidak diketahui, hingga ia ditemukan lagi sekarang.

Untuk diketahui, benua di planet kita tidaklah stasioner atau tetap. Karena lempeng tektonik, selama jutaan tahun, mereka dapat bergabung satu sama lain untuk membentuk 'benua super' dan pecah satu sama lain untuk membentuk benua yang lebih kecil.

Ahli geologi telah lama mencurigai Argoland sebagai salah satu dari mikrokontinen ini, namun hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan ke mana perginya benua tersebut.

Struktur dasar laut di Dataran Argo Abyssal, cekungan laut dalam yang ditinggalkan oleh pecahnya Argoland, menunjukkan bahwa benua tersebut bergeser ke barat laut, kemungkinan besar berakhir di suatu tempat di wilayah yang sekarang disebut Asia Tenggara.

Tidak ada benua besar yang tersembunyi di bawah pulau-pulau tersebut, yang ada hanyalah pecahan benua kecil, sehingga para peneliti dari Utrecht Universitas beralih ke geologi Asia Tenggara untuk menemukan petunjuk mengenai nasib Argoland.

Dengan menggunakan model rekonstruksi dan data kerja lapangan dari beberapa pulau, termasuk Sumatra, Kalimantan, dan Kepulauan Andaman, mereka menemukan bahwa Argoland bukanlah sebuah benua tunggal yang koheren (berhubungan).

Ia mulai terpecah menjadi beberapa bagian sekitar 300 juta tahun yang lalu, membentuk apa yang para peneliti sebut sebagai 'Argopelago'.

"Situasi di Asia Tenggara sangat berbeda dengan tempat-tempat seperti Afrika dan Amerika Selatan, tempat sebuah benua hanya terpecah menjadi dua bagian. Argoland, terpecah menjadi banyak pecahan berbeda," jelas Eldert Advokaat, salah satu penulis studi tersebut, seperti dikutip dari IFL Science.

Fragmen-fragmen tersebut kini tersembunyi di sebagian besar wilayah Indonesia dan Myanmar, dan tiba di sana pada waktu yang hampir bersamaan.

Para peneliti juga menemukan bahwa perpecahan Argoland dipercepat sekitar 215 juta tahun yang lalu, yang menjelaskan mengapa 'benua' menjadi begitu terfragmentasi dan mengapa menyatukan semua bagian menjadi lebih sulit bagi tim peneliti.

"Kami benar-benar berurusan dengan pulau-pulau informasi, itulah sebabnya penelitian kami memakan waktu lama. Kami menghabiskan tujuh tahun untuk menyusun teka-teki ini," kata Advokaat.

Hal ini mungkin memakan waktu lama. Namun seperti yang dijelaskan oleh rekan penulis studi Douwe van Hinsbergen, penting untuk mengetahui bagaimana benua yang hilang bisa hilang.

"Rekonstruksi tersebut sangat penting untuk memahami proses seperti evolusi keanekaragaman hayati dan iklim, atau untuk menemukan bahan mentah. Dan pada tingkat yang lebih mendasar, untuk memahami bagaimana gunung terbentuk atau untuk mengetahui kekuatan pendorong di balik lempeng tektonik, dua fenomena yang berkaitan erat," jelasnya.

Argoland bukan satu-satunya 'benua hilang' yang akhirnya ditemukan. Ada juga Zealandia yang ternyata memang nyata, dan benua Balkanatolia yang memiliki beragam satwa liar purba yang unik.





Simak Video "Video Maraton di Antartika Jadi Ajang Perdana World Marathon Challenge 2025"

(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork