Selain Fosfor Putih, Pemutih Pakaian dan Zat Kimia Ini Juga Jadi Senjata
Hide Ads

Selain Fosfor Putih, Pemutih Pakaian dan Zat Kimia Ini Juga Jadi Senjata

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 18 Okt 2023 10:15 WIB
Israel Hamas Palestina
Selain Fosfor Putih, Pemutih Pakaian dan Zat Kimia Ini Juga Jadi Senjata Foto: Anadolu News
Jakarta -

Penggunaan senjata kimia modern dimulai sejak Perang Dunia I. Kedua pihak berkonflik menggunakan gas beracun untuk menimbulkan penderitaan dan menimbulkan korban jiwa yang signifikan di medan perang.

Senjata-senjata tersebut pada dasarnya terdiri dari bahan kimia komersial terkenal yang dimasukkan ke dalam amunisi standar seperti granat dan peluru artileri. Selain fosfor putih yang ramai dibicarakan karena Israel baru-baru ini menggunakannya di Jalur Gaza, ada juga yang menggunakan klorin, fosgen (zat pencekik) dan gas mustard.

Penggunaan zat kimia ini hasilnya tidak pandang bulu dan sering kali menghancurkan. Hampir 100 ribu kematian terjadi. Sejak Perang Dunia I, senjata kimia telah menyebabkan lebih dari satu juta korban jiwa di seluruh dunia. Berikut adalah berbagai zat kimia yang digunakan sebagai senjata perang selain fosfor putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Klorin

Klorin lebih dikenal sebagai pemutih pakaian. Ini adalah bahan kimia yang juga digunakan membunuh bakteri dalam sistem air publik. Dalam konsentrasi tinggi, klorin bisa menjadi senjata.

Seperti dikutip dari laman Disarmament Perserikatan Bangsa Bangsa, klorin adalah senjata kimia pertama yang digunakan secara efektif dalam perang, yakni pada Perang Dunia I Klorin berwarna hijau-kuning dan berbau seperti pemutih.

ADVERTISEMENT

Efek: zat kimia ini bisa membuat tersedak, mengiritasi mata, hidung, dan saluran pernapasan. Gejala keracunan klorin muncul seperti pilek , batuk , tersedak, dan nyeri dada. Penumpukan cairan di paru-paru terjadi beberapa jam setelah terpapar. Dalam kasus parah, klorin bisa menyebabkan pneumonia.

Sianida

Sebagai gas, sianida tidak berwarna dan berbau seperti almond pahit. Ada dua jenis sianida, yakni hidrogen sianida dan sianogen klorida (sianogen klorida berubah menjadi hidrogen sianida di dalam tubuh).

Efek: sianida mengganggu penggunaan oksigen dalam tubuh. Namun sianogen klorida memiliki efek iritasi dan tersedak yang kuat pada mata dan saluran pernapasan, tidak seperti hidrogen sianida.

Sianida dalam bentuk cair akan membakar kulit dan mata. Sianida bekerja dengan cepat, namun hanya dalam jumlah besar yang bisa mematikan. Keracunan sianida dapat diobati dengan natrium tiosulfat dan hidroksokobalamin. Pengobatan lama yang terdiri dari amil nitrat inhalasi, atau natrium nitrit dan natrium tiosulfat intravena masih digunakan di beberapa daerah.

Lewisite

Sebagai senjata, cairan lewisite berbau seperti geranium dan berwarna kuning hingga coklat tua. Lewisite merupakan zat berminyak yang menyebabkan lecet bahkan melepuh dan dapat menjadi racun bagi paru-paru dan seluruh tubuh.

Efek: jika dihirup dalam konsentrasi tinggi, lewisite dapat membunuh hanya dalam waktu 10 menit. Bentuk uap lewisite sama berbahayanya, namun bahan kimianya kurang efektif dalam kondisi lembab. Keracunan lewisite dapat diobati dengan obat penawar yang dikenal sebagai dimercarprol, jika diberikan segera setelah terhirup.

Mustard

Mustard adalah zat yang bisa menyebabkan melepuh yang paling dikenal luas dan paling umum. Luka bakar ini menyebabkan luka yang penyembuhannya jauh lebih lambat dan lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan luka bakar akibat paparan zat kimia lainnya.

Efek: mustard juga merusak mata dan saluran pernapasan setelah kontak, serta saluran pencernaan dan sumsum tulang (tempat sel sistem kekebalan diproduksi) setelah diserap dalam dosis tinggi.

Namun, efeknya tertunda karena tidak menimbulkan rasa sakit saat bersentuhan. Tidak ada obat penawar untuk keracunan mustard. Mata korban harus segera dibilas dengan air, pemberian pemutih dapat mendekontaminasi kulit, dan oksigen harus diberikan jika mustard terhirup.

Selanjutnya: Fosgen hingga VX

Fosgen

Saat pertama kali disebar, fosgen akan tampak seperti kabut. Namun seiring penyebarannya, fosgen akan menjadi tidak berwarna, meski tidak bertahan lama. Baunya seperti jerami yang baru dipotong namun sangat pekat dan menyesakkan.

Efek: fosgen akan mengakibatkan rasa tercekik, dan bisa menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru. Menghirup fosgen dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen seperti emfisema dan fibrosis (jaringan parut).

Fosgen menyebabkan kerusakan parah pada hidung dan tenggorokan, serta dapat membakar kulit dan mata. Korban harus diberi oksigen dan matanya dibilas dengan air atau garam.

Sarin

Sarin merupakan zat saraf yang bening, tidak berwarna, tidak memiliki rasa, dan tidak berbau. Ini adalah bahan kimia yang sangat mudah menguap, terutama berbahaya jika terhirup.

Efek: gejala keracunan sarin antara lain pilek, dada terasa sesak, pandangan kabur, kesulitan bernapas, mengeluarkan air liur, keringat berlebih, mual dan muntah, buang air besar dan kecil yang tidak disengaja, gerakan otot yang tidak disengaja, sakit kepala, kebingungan, dan mengantuk.

Jika tidak diobati, korban akan berhenti bernapas dan meninggal. Penangkalnya adalah atropin, pralidoxmine, dan benzodiazepine. Mata dan kulit harus dicuci bersih jika terkena.

Soman

Soman adalah agen saraf yang bening, tidak berwarna dan tidak berasa, dan dapat sedikit berbau seperti kapur barus atau tidak berbau sama sekali. Soman bisa dihirup, diserap melalui kulit, atau ditelan secara oral. Zat ini bertindak sangat cepat dalam bentuk uap dan bertahan lebih lama dalam bentuk cair.

Efek: gejalanya antara lain pilek, dada terasa sesak, pandangan kabur, kesulitan bernapas, ngiler, keringat berlebih, mual dan muntah, buang air besar dan kecil tidak disengaja, gerakan otot tidak disengaja, sakit kepala , kebingungan, dan mengantuk.

Jika tidak diobati, korban akan berhenti bernapas dan meninggal. Penangkalnya adalah atropin, pralidoxmine, dan pyridostigmine. Mata dan kulit harus dicuci bersih jika terkena.

Tabun

Tabun merupakan zat saraf yang bening, tidak berwarna, tidak berasa, dan dapat berbau sedikit seperti buah atau tidak berbau sama sekali. Tabun bisa dihirup, diserap melalui kulit, atau tertelan. Agen saraf ini bertindak sangat cepat dalam bentuk uap dan bisa bertahan lebih lama dalam bentuk cair.

Efek: gejala akibat terpapar tabun antara lain pilek, dada terasa sesak, pandangan kabur, kesulitan bernapas, mengeluarkan air liur, keringat berlebih, mual dan muntah, buang air besar dan kecil yang tidak disengaja, gerakan otot yang tidak disengaja, sakit kepala , kebingungan, dan mengantuk. Jika tidak diobati, korban akan berhenti bernapas dan meninggal. Penangkalnya adalah atropin, pralidoxmine klorida, dan benzodiazepin. Mata dan kulit harus dicuci bersih jika terkena.

VX

VX berwujud seperti cairan berminyak yang bening, tidak berbau, dan tidak berasa, serta mirip dengan oli motor. Efek keracunan VX dapat terjadi dalam hitungan menit atau jam tergantung seberapa banyak korban terpapar.

Efek: gejala terpapar VX meliputi masalah penglihatan, sakit kepala, pilek dan hidung tersumbat, air liur, sesak dada, mual dan muntah, kecemasan, kebingungan, gerakan otot yang tidak disengaja, serta buang air besar dan buang air kecil yang tidak disengaja. Paparan yang parah dapat menyebabkan kejang dan gagal napas. Penangkalnya adalah atropin, pralidoxmine, dan benzodiazepine. Mata dan kulit harus dicuci bersih jika terkena.

Halaman 3 dari 2
(rns/afr)