Merasa stres? Ada bukti menarik yang menunjukkan bahwa tubuh manusia akan mengeluarkan semacam senyawa cannabinoid alami yang bisa membantu menenangkan.
Fakta ini mungkin cukup mengejutkan. Nyatanya, tubuh manusia secara alami memang menghasilkan zat kimia yang sangat mirip dengan delta-9-tetrahydrocannabinol atau THC, senyawa psikoaktif yang ditemukan dalam ganja, serta cannabidiol (CBD).
Senyawa ini dikenal sebagai endocannabinoid. Dikutip dari IFL Science, Sabtu (16/9/2023) senyawa tersebut baru diidentifikasi pada tahun 1992 dan masih sedikit dipahami oleh para ilmuwan.
Baca juga: Heboh Twitter Bolehkan Iklan Ganja |
Namun, muncul bukti yang mungkin memiliki peran penting dalam banyak fungsi tubuh, mulai dari pembelajaran dan memori, hingga pengendalian rasa sakit dan respons imun.
Bukan hanya manusia yang memproduksi endocannabinoid, ilmuwan percaya bahwa endocannabinoid diproduksi oleh semua spesies vertebrata dan kemungkinan besar berevolusi jutaan tahun sebelum munculnya cannabinoid yang diproduksi oleh tanaman Cannabis sativa atau ganja.
Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan di Northwestern University menemukan bahwa tikus yang stres melepaskan endocannabinoid di pusat emosi otak, amigdala. Pada gilirannya, senyawa tersebut meredam sinyal stres yang datang dari hipokampus, wilayah otak yang terkait dengan memori dan emosi.
Untuk membuktikan pendapat mereka, para ilmuwan kemudian 'mematikan' reseptor cannabinoid (CB1) di otak tikus. Hal ini tampaknya mengurangi kemampuan mereka untuk mengatasi stres. Setelah mereka terkena stres, preferensi mereka terhadap makanan cair manis berkurang, yang menurut para peneliti berkaitan dengan penurunan kesenangan yang sering terlihat pada orang dengan gangguan terkait stres.
Sebagai catatan, fenomena itu sejauh ini hanya teridentifikasi pada tikus. Namun, para peneliti berpendapat bahwa kemungkinan besar hal ini akan berlaku pada manusia. Jika demikian, hal ini dapat menunjukkan cara baru dalam pengobatan gangguan kejiwaan yang berhubungan dengan stres.
"Memahami bagaimana otak beradaptasi terhadap stres pada tingkat molekuler, seluler, dan sirkuit dapat memberikan wawasan penting tentang bagaimana stres diterjemahkan ke dalam gangguan mood dan dapat mengungkapkan target terapi baru untuk pengobatan gangguan terkait stres," kata Sachin Patel, penulis studi terkait dan psikiater di Northwestern Medicine.
"Menentukan apakah peningkatan kadar cannabinoid endogen dapat digunakan sebagai terapi potensial untuk gangguan terkait stres adalah langkah logis berikutnya dari penelitian ini dan penelitian kami sebelumnya," sambung Patel.
Ia menambahkan, ada uji klinis yang sedang berlangsung di bidang ini yang mungkin dapat menjawab pertanyaan tersebut dalam waktu dekat.
Simak Video "Video: Momen Penangkapan Pebasket AS Jarred Shaw Terkait Ganja di Tangerang"
(rns/fay)