Bencana Alam Sepanjang Agustus, Perubahan Iklim Perparah Keadaan
Hide Ads

Bencana Alam Sepanjang Agustus, Perubahan Iklim Perparah Keadaan

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 26 Agu 2023 19:00 WIB
Kebakaran hutan adalah salah satu bencana yang disebabkan oleh faktor alam atau perbuatan manusia. Lalu, apa saja yang menjadi penyebab kebakaran hutan?
Ilustrasi bencana alam. Foto: detikcom/REUTERS/Keith Pakenham/AAP
Jakarta -

Perubahan iklim meningkatkan risiko terjadinya bencana alam. Karenanya, bencana alam kini lebih sering terjadi di mana-mana. Perubahan iklim adalah sesuatu yang nyata terjadi.

Di bulan Agustus saja, kita mendengar bencana banjir terburuk sepanjang sejarah China dan India, hujan lebat di Eropa, badai pasir di Maroko dan Iran, hingga kebakaran hutan dahsyat yang memusnahkan Maui, Hawaii.

Floods debris are left over near a commercial office building in the aftermath of flood waters from an overflowing river in the Mentougou district on the outskirts of Beijing on Monday, Aug. 7, 2023. The death toll in recent flooding in China's capital rose, officials said Wednesday, as much of the country's north remains threatened by unusually heavy rainfall. (AP Photo/Andy Wong)Potret kerusakan akibat banjir parah di China. Foto: AP/Andy Wong

Banjir terparah di China dalam 140 tahun

Intensitas curah hujan terberat yang mengguyur Beijing, China menyebabkan banjir terparah dalam 140 tahun. Para ahli memperingatkan bahwa China perlu memperkuat sistem pemantauan cuaca dan hidrologinya mengingat peristiwa cuaca ekstrem diperkirakan akan semakin meningkat akibat perubahan iklim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya diberitakan, hujan deras di Beijing pada 2 Agustus menyebabkan banjir yang mematikan bahkan memecahkan rekor meteorologi. Setidaknya 33 orang dilaporkan tewas dan belasan orang hilang akibat bencana ini.

Langit Marrakesh, Maroko berwarna oranye akibat badai pasirLangit Marrakesh, Maroko berwarna oranye akibat badai pasir. Foto: TVP World

Langit Maroko oranye bak kiamat

Badai pasir yang melanda Marrakesh, Maroko membuat langit kota tersebut berwarna oranye kemerahan. Media setempat melaporkan satu orang tewas tertimpa pohon tumbang saat badai menerjang.

ADVERTISEMENT

Video peristiwa yang terjadi pada Kamis (10/8) itu diposting di berbagai media sosial dan menjadi viral. Netizen menampilkan sejumlah penampakan langit tertutup kabut merah dan jalanan disinari cahaya oranye.

Tak hanya badai pasir, Marrakesh yang merupakan tujuan wisata populer dan menampung lebih dari satu juta orang, saat ini sedang mengalami rekor gelombang panas. Suhu di Marrakesh tercatat melebihi 48 derajat Celcius pada siang hari.

Bandara Frankfurt terendam banjirBandara Frankfurt terendam banjir. Foto: Reuters

Cuaca buruk di Eropa, bandara terendam

Cuaca buruk melanda sejumlah negara Eropa dalam beberapa pekan belakangan. Kondisi ini sampai mengakibatkan bandara di Jerman terendam akibat hujan deras hingga Italia utara dilanda badai petir.

Badai menyapu wilayah barat daya Jerman pada Rabu (16/8) malam, menggelontorkan air dalam jumlah besar dan dilaporkan menimbulkan lebih dari 25 ribu sambaran petir dalam waktu satu jam. Otoritas bandara melaporkan sejumlah besar air menumpuk di landasan pacu dan penanganan di darat dihentikan selama lebih dari dua jam.

Sebaliknya, di wilayah berbeda di Italia, Spanyol, dan Prancis selatan mengalami musim panas terik hingga suhunya mencapai 40 derajat Celcius. Dalam beberapa bulan terakhir, cuaca di benua itu memang ditandai dengan perbedaan mencolok di wilayah utara-selatan. Eropa selatan menderita suhu panas ekstrem sementara Eropa utara dan tengah dilanda badai dahsyat dan banjir mematikan.

A sandstorm approaches in Yazd, Iran April 16, 2018 in this image obtained from social media. Picture taken April 16, 2018. Matthias Schmidt via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT: MATTHIAS SCHMIDT     TPX IMAGES OF THE DAYBadai pasir di Iran. Foto: Dok. Matthias Schmidt via REUTERS

Badai pasir dan debu parah di Iran

Badai pasir dan debu di wilayah tenggara Iran pekan lalu, berdampak parah pada kehidupan sehari-hari. Situasi ini menyebabkan lebih dari 1.000 orang dilarikan ke rumah sakit untuk mencari pertolongan medis.

"Akibat badai tersebut, 1.047 orang dari kota Zabul, Zehek, Hamun, Hirmend, dan Nimruz di bagian utara provinsi Sistan-Baluchestan mencari pertolongan medis di rumah sakit. Di antara orang-orang ini, 58 orang dirawat di rumah sakit dan dirawat," kata Direktur Darurat Sistan-Baluchestan Mecid Muhibbi, seperti dikutip dari kantor berita resmi Iran, IRNA.

Direktur Meteorologi Sistan-Baluchestan Muhsin Haydari menjelaskan bahwa akibat peningkatan kadar debu di udara, jarak pandang turun menjadi tiga kilometer di Zabul dan dua kilometer di Zehek.

Berbatasan dengan Pakistan, Provinsi Sistan-Baluchestan memang dikenal sebagai kawasan yang sangat panas dengan iklim kering. Namun perubahan iklim dan pemanasan global memperparah cuaca di wilayah tersebut karena terjadi peningkatan suhu udara pada tahun ini. Kekeringan berkepanjangan di kawasan itu juga memicu penguapan air, bahkan menghancurkan Hamoun, salah satu lahan basah di provinsi itu.




(rns/afr)