Seorang ibu di Bogor mengklaim bayinya tertukar selama satu tahun. Siti Mauliah asal Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, menyebut sudah melakukan tes DNA pada bayi yang diasuhnya dan terbukti tidak cocok. Sementara anak yang diduga anak kandung Siti belum menjalani tes DNA.
"Jadi ketika kita ambil alih, dua bulan yang lalu, saya sebagai kuasa hukum tes DNA ke rumah sakit. Betul, ketika tes DNA di lab Cempaka Putih Jakarta, hasilnya bahwa bayi yang ada di klien kami itu bukan bayinya," jelas kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho kepada detikNews.
Dikutip dari Cleveland Clinic, Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah materi genetik yang diturunkan dari ibu dan ayah. Biasanya, tes DNA paternity mengambil sampel dari swab pipi bagian dalam. Akurasi dari tes DNA bisa mencapai 99,9% untuk menentukan apakah seorang anak adalah anak biologis dari orangtua yang mengasuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain swab pipi, tes DNA paternitas bisa dilakukan lewat tes darah. Caranya adalah dengan memberikan sampel orangtua dan anak ke lab untuk dianalisis. Di lab, dilakukan sekuensi DNA atau pengurutan DNA. Jika sesuai, maka dipastikan anak tersebut benar hasil biologis kedua orangtuanya.
Tak hanya itu, tes DNA paternitas dilakukan ketika bayi masih dalam kandungan. Adapun metode yang bisa dilakukan sebagai berikut:
Noninvasive prenatal paternity test (NIPP)
Tes ini menganalisis DNA janin yang ditemukan dalam darah wanita hamil selama trimester pertama. Spesialis lab membandingkan informasi DNA janin dengan DNA dari sampel sel pipi calon ayah.
Chorionic villus sampling (CVS)
Caranya dengan mengambil sampel kecil jaringan dari plasenta. Prosedur ini dilakukan melalui serviks atau perut ibu. Akan tetapi, prosedur ini membawa sedikit risiko keguguran.
Amniosentesis
Selama amniosentesis, penyedia layanan kesehatan mengeluarkan sedikit cairan ketuban. Tes ini menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam perut ibu. Laboratorium membandingkan sampel cairan dengan DNA dari ibu dan calon ayah. Amniosentesis terjadi antara minggu ke-15 dan ke-20 kehamilan. Tes ini sedikit meningkatkan risiko keguguran.
(ask/ask)