Mengenal Fisi dan Fusi Nuklir, Salah Satunya Bisa Ciptakan Matahari Buatan
Hide Ads

Eureka!

Mengenal Fisi dan Fusi Nuklir, Salah Satunya Bisa Ciptakan Matahari Buatan

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 01 Agu 2023 19:15 WIB
Proyek reaktor fusi International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) tengah digarap di Prancis. Proyek ini disebut sebagai proyek nuklir terbesar dunia.
Pabrik Matahari buatan terbesar dunia di Prancis. Foto: AP Photo/Daniel Cole
Jakarta -

Ilmu pengetahuan mengenal dua macam reaksi nuklir, yakni reaksi fisi dan reaksi fusi. Keduanya sama-sama direkayasa dan dimanfaatkan agar bisa membantu untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

"Jadi ada tiga fenomena dasar terkait nuklir yang pertama adalah reaksi fisi nuklir, yang kedua adalah peluruhan radioaktif, yang ketiga adalah akselerasi partikel bermuatan," kata Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Dr Rohadi Awaludin, dalam live streaming Eureka! 'Bom Atom Penghancur Dunia,' Senin (31/7/2023).

Dijelaskan olehnya, reaksi fisi nuklir adalah proses pembelahan inti atom menjadi atom-atom yang lebih kecil dan disertai dengan pelepasan energi dan neutron. Reaksi fisi dimanfaatkan untuk reaktor nuklir, pembangkit listrik, dan bom atom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena nuklir yang kedua, yakni peluruhan radioaktif, dijelaskan Rohadi adalah kondisi inti atom yang tidak stabil yang bisa melepaskan energi dalam bentuk partikel alfa atau beta, bisa juga elektromagnetik yaitu radiasi gamma.

"Radiasi yang dipancarkan itu energinya tinggi mampu menembus material yang tidak bisa ditembus cahaya, salah satunya tubuh kita. Sinar gamma dalam pemanfaatannya bisa untuk memotret bagian dalam tubuh, dalam bidang kesehatan," urainya.

ADVERTISEMENT

Fenomena yang ketiga adalah akselerasi partikel bermuatan. Suatu partikel bermuatan, ketika diletakkan suatu medan magnet maka ia bisa mendapatkan gaya untuk mempercepat akselerasinya.

"Sehingga partikel itu memiliki kecepatan yang sangat tinggi, energi yang besar sekali, bisa digunakan untuk menembak inti atom, kemudian menimbulkan energi yang bisa menghasilkan radioaktif baru," jelasnya.

Rohadi menambahkan, ada satu lagi reaksi nuklir penting yang belum banyak dimanfaatkan, yaitu reaksi fusi. Proses reaksi fusi adalah ketika dua inti atom bergabung membentuk satu atau lebih inti atom yang lebih besar dan partikel subatom (neutron atau proton).

Perbedaan dalam massa antara reaktan dan produk dimanifestasikan sebagai pelepasan energi dalam jumlah besar. Proses reaksi nuklir fusi yang paling sering terjadi adalah pada bintang, termasuk salah satunya Matahari kita.

"Kalau reaksi fisi itu membelah, kalau reaksi fusi itu bergabung. Inilah yang terjadi di Matahari. Jadi di Matahari itu adalah reaksi fusi nuklir," sebut Rohadi.

"Reaksi fisi nuklir sudah banyak dimanfaatkan dan dikembangkan, sementara reaksi fusi masih tahap riset. Kita memanfaatkan reaksi fusi alami dari Matahari," tambahnya.

Energi reaksi fusi nuklir yang terjadi pada bintang dihasilkan dari reaksi fusi hidrogen dan menghasilkan helium. Hal ini mengilhami para ilmuwan nuklir di seluruh dunia melakukan eksperimen reaktor fusi nuklir, yang kemudian populer disebut sebagai Matahari buatan.

Prinsip kerja dari Matahari buatan adalah dengan memanfaatkan energi dari hasil reaksi fusi nuklir. Untuk dapat memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir, maka diperlukan suatu teknik yang disebut dengan Plasma Tokamak.

Dengan mensimulasikan fusi nuklir di Matahari, para peneliti menyebut cara ini dapat menyediakan pasokan energi bersih tak terbatas. Saat ini, beberapa negara sedang meriset dan mengembangkan Matahari buatan, termasuk di antaranya adalah China, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, dan India.




(rns/rns)
Berita Terkait