Update dari Teori Stephen Hawking, Bisa Jadi Gambaran Kiamat
Hide Ads

Update dari Teori Stephen Hawking, Bisa Jadi Gambaran Kiamat

detikcom - detikInet
Selasa, 13 Jun 2023 07:15 WIB
LONDON - NOVEMBER 2:  Scientist Stephen Hawking reads out names during a vigil at Trafalgar Square at which a list of names of people killed in the Iraq war is read out November 2, 2004 in London. The vigil, organized by Stop the War Coalition is to coincide with similar events throughout the world on the day of the United States presidential election.  (Photo by Ian Waldie/Getty Images)
Update dari teori Stephen Hawking membuka gambaran baru skenario kiamat. Foto: Getty Images
Jakarta -

Pembaharuan dari teori Stephen Hawking membuka gambaran baru skenario kiamat. Ada kemungkinan seluruh alam semesta akan menguap dan mengakibatkan kehancuran besar.

Melansir Business Insider, pada 1974 Hawking memperkenalkan teori yang dikenal dengan sebutan 'Hawking Radiation'. Dalam teori Hawking Radiation, disebutkan bahwa partikel yang muncul di event horizon (batas dari lubang hitam) akan terpisah akibat gravitasi kuat dari lubang hitam. Partikel berenergi positif akan terlempar keluar dari lubang hitam, alias bocor, dalam bentuk energi panas. Hanya partikel bermuatan negatif yang tersisa sehingga blackhole perlahan akan menyusut.

Nah, baru-baru ini, ada penelitian yang membuka bahwa peristiwa itu tidak hanya menghantui blackhole, melainkan benda lainnya yang memiliki cukup massa. Jika teori itu benar, maka segala sesuatu di alam semesta pada akhirnya akan lenyap karena energinya perlahan-lahan akan hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu berarti bahwa benda-benda tanpa horizon peristiwa, seperti sisa-sisa bintang mati dan benda besar lainnya di alam semesta, juga memiliki jenis radiasi yang serupa black hole," kata penulis utama Heino Falcke, seorang profesor astrofisika di Radboud University, Belanda.

"Setelah periode yang sangat lama, radiasi itu akan menyebabkan segala sesuatu di alam semesta akhirnya menguap, seperti blackhole. Ini tidak hanya mengubah pemahaman kita tentang Hawking Radiation, tetapi juga pandangan kita tentang alam semesta dan masa depannya." imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Penelitian ini telah dipublikasikan pada 2 Juni 2023 di jurnal Physical Review Letters.




(ask/afr)