Kebanyakan Penampakan Alien Muncul di Amerika, Kenapa?
Hide Ads

Kebanyakan Penampakan Alien Muncul di Amerika, Kenapa?

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 26 Mei 2023 19:00 WIB
Ilustrasi diculik alien
Foto: dok Wallpapercave
Jakarta -

Jika alien memang benar ada, mereka mungkin sangat suka mempelajari budaya Amerika. Lelucon ini muncul menanggapi hasil sebuah survei baru-baru ini, yang mengungkap bahwa Amerika Serikat (AS) adalah 'hotspot' alien dan UFO di seluruh dunia.

Survei yang dilakukan oleh BonusFinder.com menyebutkan, 92% penampakan UFO yang dilaporkan terjadi di AS. Ada 126.094 penampakan yang dilaporkan di semua negara bagian AS sejak pencatatan dimulai.

AlienFoto: BonusFinder.com

'Tetangga' Amerika di utara, Kanada, menempati urutan kedua dengan 5.696 penampakan selama periode yang sama. Menariknya, konon 'pesawat luar angkasa' alien suka bertahan lebih lama di utara, sehingga insiden UFO di Kanada berlangsung selama lebih dari lima jam per penampakan. Selanjutnya ada Inggris yang melaporkan penampakan terbanyak di urutan ketiga dengan 3.146 penampakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di mana pun orang melihat benda-benda aneh di langit , ceritanya seringkali sama. Jajak pendapat menemukan, deskripsi UFO yang paling umum adalah cahaya berbentuk aneh di langit.

Di AS, California menduduki puncak daftar hotspot UFO secara nasional. Sejak pencatatan UFO dimulai, ada 15.480 penampakan yang dilaporkan di seluruh negara bagian. Selanjutnya ada Florida (7.835), Washington (6.889), Texas (5.814), dan New York (5.627) di daftar lima hotspot UFO teratas dalam survei ini.

ADVERTISEMENT
AlienFoto: BonusFinder.com

Pennsylvania berada di urutan keenam dalam daftar ini, tetapi UFO di sini cenderung bertahan lebih lama daripada di tempat lain di AS, terlihat di bawah 40 menit per 'kunjungan'.

Sulit untuk mengatakan apakah peningkatan laporan penampakan UFO beberapa tahun terakhir adalah sebagai dampak dari liputan media arus utama saat ini. Zaman dulu, orang yang ingin melaporkan penampakan benda terbang tak dikenal masih ragu-ragu karena takut tidak dipercaya atau diolok-olok.

"Dalam beberapa tahun stigma semacam itu telah menurun tajam setelah dirilisnya video UFO Angkatan Laut AS, minat dari Kongres AS untuk mengungkap hal ini, dan banyak pengungkapan lainnya tentang penampakan UFO di kalangan militer dan pemerintah. Semua hal ini mendorong lebih banyak orang berbicara tentang penampakan dan pertemuan mereka dengan benda diduga UFO dan alien," kata Nick Pope yang menyelidiki UFO untuk Pemerintah Inggris, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Study Finds.

Para ahli di BonusFinder.com menganalisis data dari National UFO Reporting Center State Report Index, sehubungan dengan penampakan UFO di AS, Kanada, dan Eropa. Catatan mencakup penampakan yang dilaporkan hingga 15 Februari 2023.

Survei baru lainnya mengungkapkan bahwa hampir seperlima akademisi melaporkan pertemuan dengan fenomena udara tak dikenal (unidentified aerial phenomena/UAP), yang kebanyakan orang masih sebut sebagai UFO. Dari 1.460 profesor universitas dalam jajak pendapat ini, 19% mengklaim mereka atau seseorang yang mereka kenal melihat benda terbang tak dikenal bergerak di langit.

Survei tersebut, yang diambil oleh para akademisi di 144 universitas AS dan mencakup 14 disiplin ilmu, memperlihatkan minat yang tajam di antara beberapa pemikir cerdas untuk mengungkap misteri di langit kita. Sebanyak 37% menyatakan minat untuk melakukan penelitian terhadap UAP.

Meskipun didistribusikan ke hampir 40 ribu akademisi, tingkat respons survei hanya empat persen. Distribusi demografi peserta didominasi laki-laki (62%) dan kulit putih (80%). Survei menanyakan persepsi dan pengalaman mereka tentang UFO dan penampakan mereka.

Dari disiplin akademis yang diwakili, ilmu politik, fisika, dan psikologi masing-masing menyumbang 10% responden, bidang teknik mewakili sebesar 6%. Menariknya, 19% responden percaya bahwa mereka atau seseorang yang mereka kenal telah menyaksikan UAP, dan 9% lainnya melaporkan kemungkinan pertemuan dengan UFO.

Fenomena ini dapat membuat individu yang paling cerdas pun bingung, dengan dua dari lima responden mengakui bahwa mereka tidak dapat menjelaskan penampakan ini. Sebaliknya, lebih dari satu dari lima orang mengaitkan fenomena itu dengan peristiwa alam, dan 13% mengatakan itu adalah karya perangkat kecerdasan yang tidak diketahui .

Meskipun 36% menyatakan minat untuk melakukan penelitian di bidang ini, hanya 4% yang benar-benar melakukannya. Itu sebabnya, kurangnya penelitian yang ada di lapangan menjadi salah satu hambatan. Faktanya, 43% peserta mengklaim bahwa mereka akan lebih mungkin melakukan penelitian jika seorang sarjana terkemuka di bidangnya melakukannya terlebih dahulu. Demikian pula, 55% mengatakan mereka akan lebih cenderung melakukan penelitian jika mereka dapat memperoleh pendanaan sendiri.

"Temuan ini menunjukkan bahwa banyak akademisi AS lintas disiplin menganggap keterlibatan akademisi dalam penelitian UAP menjadi penting dan mungkin dengan hati-hati bersedia untuk terlibat dalam penelitian UAP, terutama jika orang lain yang mereka anggap memiliki reputasi baik dalam bidang mereka melakukannya," kata penulis penelitian.

"Diskusi terbuka tentang UAP di kalangan akademisi dapat memungkinkan keterlibatan akademik yang lebih besar dalam penelitian terkait UAP," ujar mereka dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Humanities and Social Sciences Communications ini.




(rns/rns)