China dilaporkan mengembangkan senjata anti satelit, yang dioperasikan di daerah terpencil. Sebuah pangkalan militer jauh di China Barat, disebut sangat aktif ketika satelit asing berada di atas, di mana di sana terpantau ada persenjataan laser.
Situs bernama Korla East itu, terletak di provinsi Xinjiang, diyakini jadi basis setidaknya dua senjata laser China. Pemerintah Amerika Serikat percaya China dengan senjata semacam itu, mungkin akan merusak atau bahkan membajak satelit militer asing di masa perang.
Situs Army Technology yang dikutip detikINET, meninjau gambar satelit dari Situs Uji Korla East itu, yang menunjukkan dua gimbal laser dengan infrastruktur pendukung, ditempatkan di dalam hanggar terpisah dengan atap yang dapat dibuka, di utara dan selatan kompleks tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mereka, pemandangan itu membuatnya patut dicurigai menyimpan senjata anti satelit atau ASAT. Terlebih lagi, ada pola pembukaan hanggar untuk mengoperasikan laser ASAT sekitar siang hari, pada saat satelit pencitraan asing paling aktif.
Menurut data pelacakan satelit, sejumlah besar perusahaan satelit mengorbit dalam garis pandang fasilitas itu selama periode senjata laser aktif, termasuk Starlink SpaceX, dan konstelasi satelit komersial.
Penggunaan sistem ASAT di Korla East Test Site sejalan dengan informasi dari bocornya dokumen rahasia CIA pada April 2023. Financial Times melaporkan dokumen itu termasuk kekhawatiran China mengembangkan teknologi untuk menguasai satelit, menjadikannya tidak efektif untuk mendukung sistem komunikasi, senjata, atau intelijen, pengawasan, dan pengintaian.
Seperti dikutip detikINET dari Popular Mechanic, China dilaporkan sudah lama mempelajari teknologi satelit barat dan menyimpulkannya sebagai sistem yang efektif di medan perang modern, misalnya bisa mengintai wilayah China dengan detail. Untuk itulah, mereka menilai sistem anti satelit diperlukan untuk menangkalnya.
"Militer China menyimpulkan bahwa mengeksploitasi kerentanan dengan menyerang satelit kita akan memberi Beijing keuntungan yang menentukan dalam pertempuran melawan pasukan AS. Pada saat yang sama, China telah meningkatkan persenjataan luar angkasanya sendiri, menggandakan jumlah satelit yang mengorbit dari 250 menjadi 499 antara 2019 dan 2021," sebut New York Post.
(fyk/agt)