Penjelasan Ilmiah Hilal yang Dipakai Tentukan Idul Fitri
Hide Ads

Penjelasan Ilmiah Hilal yang Dipakai Tentukan Idul Fitri

Tim - detikInet
Rabu, 19 Apr 2023 11:09 WIB
Ilustrasi pengamatan hilal
Penjelasan Ilmiah Hilal yang Dipakai Tentukan Idul Fitri Foto: Getty Images/JasonDoiy
Jakarta -

Hilal merupakan faktor penting dalam menentukan waktu Hari Raya Idul Fitri 2023. Di tengah perdebatan penentuan 1 Syawal 1444H, berikut penjelasan hilal secara ilmiah.

Hilal merupakan bulan sabit yang muncul setelah terjadinya konjungsi (ijtimak) di arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan baru dalam kalender Hijriah.

Hilal dapat ditentukan dengan cara diamati (mengikuti metode rukyatul hilal) atau dihitung secara matematis (mengikuti metode hisab). Menurut Prof Dr Thomas Djamaluddin, MSc, pakar astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kedudukan rukyat dan hisab setara sehingga bisa saling menggantikan atau saling melengkapi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tanda-tanda awal bulan yang berupa hilal bisa dilihat dengan mata (rukyat) dan bisa juga dihitung (hisab) berdasarkan rumusan keteraturan fase-fase Bulan dan data-data rukyat sebelumnya tentang kemungkinan hilal bisa dirukyat," ujarnya saat live Instagram 'Penentuan Ramadan dan Hari Raya Menurut Astronomi' di akun Instagram @pussainsa_lapan saat persiapan pengamatan hilal Ramadhan tahun 2022.

Seperti diketahui, Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab memutuskan 1 Syawal 1444H jatuh pada 21 April 2023. Sedangkan pemerintah yang memakai hisab dan rukyat kemungkinan menetapkan 1 Syawal 1444H pada 22 April.

ADVERTISEMENT

Menanggapi perbedaan tersebut, Prof Djamal sebelumnya mengatakan baik rukyatul hilal maupun hisab sifatnya menduga-duga, jadi tidak ada yang pasti dan masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan.

"Rukyat pada prinsipnya kita melihat. Tapi pada kenyataannya (hilal) sangat tipis dan bisa jadi ada cahaya lain. Yakin tidak? Makanya perukyat itu akan disumpah yakin tidak yang dilihat hilal?" jelasnya.

Begitu juga dengan metode hisab, meskipun menurut angka perhitungannya sudah akurat, tapi untuk menentukan apakah sudah masuk awal bulan baru atau belum tetap harus mengikuti kriteria.

Untuk mengamati hilal, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memiliki pedoman untuk membedakan hilal asli dengan bulan biasa, yakni dengan melihat bentuk bulan sabit awal berupa huruf U dengan posisi menghadap titik matahari.

LAPAN juga menekankan pentingnya memperhatikan faktor ketampakan hilal yakni elongasi Bulan menjadi 6,4 derajat dan tinggi bulan minimal 3 derajat. Faktor cuaca juga menjadi perhitungan sehingga pengamatan sebaiknya dilskukan di tempat tinggi tanpa penghalang dengan arah pandang ke arah barat.

Jika pada pengamatan yang dimulai pada 29 Ramadan dan hilal terlihat beberapa saat setelah magrib, maka petangnya akan ditetapkan sebagai 1 Syawal. Tapi jika perukyat tidak melihat hilal, maka petangnya ditetapkan sebagai 30 Ramadan dan esok petangnya baru dinyatakan sebagai 1 Syawal.




(vmp/afr)