Dulu Ponari Sekarang Ida Dayak Viral, Kenapa Selalu Ramai?
Hide Ads

Dulu Ponari Sekarang Ida Dayak Viral, Kenapa Selalu Ramai?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 06 Apr 2023 16:10 WIB
Warga antre demi mendapat pengobatan alternatif Ida Dayak di GOR Kostrad Cilodong Depok (Devi Puspitasari/detikcom)
Foto: Warga antre demi mendapat pengobatan alternatif Ida Dayak di GOR Kostrad Cilodong Depok (Devi Puspitasari/detikcom)
Jakarta -

Dulu Ponari dan batu ajaib yang viral, kini sekarang giliran Ida Dayak. Keduanya memiliki kesamaan, dipercaya bisa memberikan kesembuhan yang signifikan kepada pasien-pasiennya. Sebenarnya, apa yang membuat pola yang sama terus berulang dan diminati masyarakat?

Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Sigit Rochadi mengatakan kepada detikINET, apa yang membuat pola ini kembali berulang dikarenakan sumber utama kepercayaan manusia adalah animisme dan dinamisme. Animisme adalah sistem pemujaan terhadap roh leluhur, sementara dinamisme adalah kepercayaan adanya benda-benda tertentu yang memiliki kekuatan magis sehingga benda itu dikultuskan.

"Sebelum berkembang menjadi agama seperti sekarang, kepercayaan paling tua adalah animisme dan dinamisme. Terhadap roh sesuatu yang gaib, terhadap kekuatan supranatural," jelas Sigit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekuatan gaib atau mistis pun dipercayai oleh masyarakat manapun. Tidak terkecuali bagi masyarakat tradisional, modern, maupun post-modern. Sigit mengambil contoh viralnya pawang hujan Rara di Sirkuit Mandalika yang mendunia.

Ia menyebutkan lagi bahwa kepercayaan supranatural tidak hanya terjadi di Indonesia. Banyak negara lain yang mengenal kekuatan mistis seperti Amerika Serikat dengan 'voodoo'.

ADVERTISEMENT

"Di Amerika ada voodoo, untuk ngerjain orang, membuat orang terlena, jatuh cinta, kemasukan roh jahat, tapi juga bisa membuat orang menyetujui permintaan dari orang yang mengirimnya. Jadi dulu, di beberapa praktek bisnis yang sulit dapat persetujuan sering menggunakan voodoo supaya perusahaan kecil kerjasama dengan perusahaan besar," paparnya.

Kembali ke Ida Dayak, Ida Dayak bisa menjadi viral tidak terlepas dari peran media sosial. Ia mengatakan, media sosial dapat membahas hal-hal lain yang tidak bisa diterima logika lebih leluasa ketimbang media mainstream.

"Media sosial, dari orang ke orang, membantu membongkar keangkuhan media besar dan media mapan yang selama ini mengandalkan logika positif dan fakta yang dikenali secara panca indera, yang tidak bisa dilihat panca indera dianggap mustahil," tutupnya.




(ask/ask)