Tahun berganti, orang-orang pun memulai resolusi Tahun Baru mereka. Sebenarnya tidak perlu menunggu Tahun Baru untuk membuat target. Namun menurut sains, bergantinya tahun, atau bahkan minggu, secara alami adalah waktu yang tepat memulai kebiasaan atau mencapai target baru.
Penelitian oleh psikolog John Norcross menemukan bahwa para pembuat resolusi akan 10 kali lebih berhasil mengubah perilaku dan kebiasaan mereka dibandingkan orang yang ingin berubah tetapi tidak membuat resolusi secara formal. Berikut adalah tips dan panduannya seperti dikutip dari The Print, Senin (2/1/2023).
1. Hanya buat satu resolusi
Daftar resolusi yang panjang akan membuat semangat kalian jadi melempem dan keburu malas. Pasalnya, energi kalian tersebar dan mungkin malah tidak mencapai apa-apa. Jadi, lebih baik fokus pada satu hal, dan benar-benar melakukannya.
2. Capai tujuan kecil
Misalnya, jangan membuat resolusi "menulis buku" atau "turun berat 20 kg". Tapi buatlah menjadi "menulis proposal buku" atau "menurunkan berat badan 2 kg."
Gagal mencapai tujuan yang langsung besar dapat menurunkan motivasi. Tetapi memenuhi target yang lebih sederhana sering kali mendorong kita untuk terus maju.
3. Jadikan resolusi sebagai sesuatu yang positif
Bingkai resolusi kalian dalam pikiran sebagai sesuatu yang positif, bukan sesuatu yang negatif. Psikolog sosial menemukan bahwa ada keterkaitan pemikiran positif dengan keberhasilan perubahan perilaku.
Misalnya, jika kalian berpikir mengurangi waktu menggunakan smartphone, akan sangat sulit untuk menahan godaan untuk bolak balik mengeceknya. Ketika yang dipikirkan adalah "tidak melihat HP", kalian malah menjadi sangat fokus pada HP, dan membuat makin sulit untuk tidak mengecek benda itu.
Jadi, alih-alih menghindari sesuatu yang "buruk", pikirkan diri kalian mengganti perilaku itu dengan sesuatu yang lain. Resolusi "berhenti melihat HP di malam hari" bisa diganti menjadi "baca buku sebelum tidur" misalnya. Contoh lain, resolusi "berhenti makan es krim terlalu banyak" bisa menjadi "makan sepotong buah setelah makan".
4. Beri batas waktu
Memikirkan perubahan gaya hidup jangka panjang sangat melelahkan. Misalnya, apakah kalian benar-benar akan berhenti mengonsumsi gula? Atau, bisakah saya rajin yoga selamanya?
Cara yang lebih baik untuk memulai adalah dengan tujuan jangka pendek atau menengah. Cobalah perilaku baru kalian selama seminggu, sebulan, atau 40 hari, kemudian evaluasi apa saja yang bekerja dan yang tidak.
Kebanyakan peneliti yang mempelajari pembentukan kebiasaan sepakat bahwa dibutuhkan sekitar 6-8 minggu untuk membentuk kebiasaan baru. Setelah itu, perilaku baru akan mulai terasa lebih alami. Dan faktanya, beberapa resolusi mungkin lebih baik ditetapkan sebagai tujuan jangka pendek dulu.
5. Bertujuan untuk kemajuan, bukan kesempurnaan
Perubahan apa pun yang kalian putuskan untuk dikejar, jadikan ini mantra kalian. Saat gagal dan rasanya mau menyerah, maafkan diri kalian dan tetap lanjutkan. Yang penting terus maju. Perasaan untuk terus maju secara inheren (melekat) akan memotivasi kita.
Jika kalian sering kali memulai banyak resolusi dan tidak pernah menyelesaikannya, tetap fokus pada sudah seberapa jauh kalian melangkah ketimbang hal yang telah dicapai.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di setelah Tahun Baru 2022, atau bagaimana hal itu akan memengaruhi tujuan kita. Tapi tentunya kita semua berharap berada di kondisi yang lebih baik di tahun yang baru.
Gimana detikers, siap memulai resolusi Tahun Baru kalian?
Simak Video "Larang Perayaan Tahun Baru, Walikota Makassar Gelar Doa Bersama"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)