Seluk Beluk Teknologi Canggih Pendingin Stadion Piala Dunia 2022
Hide Ads

Seluk Beluk Teknologi Canggih Pendingin Stadion Piala Dunia 2022

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 21 Nov 2022 10:08 WIB
Teknologi pendinginan stadion piala dunia 2022
Dr Saud dan teknologi pendinginan Stadion Piala Dunia 2022. Foto: Getty Images
Jakarta -

Qatar dikenal sebagai negara yang sangat panas suhunya. Maka, gelaran Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di negara itu mengimplementasikan teknologi pendinginan yang canggih di stadion. Seperti apa?

Sistem revolusioner itu pertama kali dipamerkan kala peresmian Stadion Internasional Khalifa tahun 2017 dan sejak itu diadaptasi di 6 tempat turnamen lainnya, serta fasilitas lain di seluruh negeri.

Ke depan, teknologi ini memungkinkan acara olahraga diadakan sepanjang tahun, sehingga stadion tetap bisa dipakai pasca Piala Dunia 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, sistem pendingin hemat energi langsung dikembangkan oleh Qatar sendiri usai mereka dipastikan jadi tuan rumah Piala Dunia. Saud Abdulaziz Abdul Ghani, Profesor Teknik di Qatar University berperan penting dalam teknologi ini.

"Studi PhD saya fokus pada AC di dalam mobil dan kami menerapkan teori yang sama ke stadion Piala Dunia tapi jelas dalam skala jauh lebih besar," kata Dr. Saud seperti dikutip detikINET dari FIFA.com.

ADVERTISEMENT

Teknologi pendinginan tersebut telah dipasang di tujuh dari delapan stadion Qatar 2022. Satu-satunya yang tidak memakai adalah Stadium 974, lantaran dapat dibongkar dan memiliki ventilasi alami. Masing-masing teknologi diimplementasikan berbeda sesuai dengan kondisi stadion.

Bagaimana cara kerjanya? Menggunakan energi surya, udara luar didinginkan dan kemudian didistribusikan melalui perangkat di tribun dan pipa besar di sisi lapangan.

"Kami hanya mendinginkan area di mana orang memerlukannya, seperti di lapangan atau tribun. Setiap stadion didinginkan ke temperatur yang nyaman, sekitar 20 derajat celsius," terang Dr. Saud.

Nah rupanya, teknologi pendinginan ini tak dipatenkan sehingga bisa digunakan di negara lain. "Teknologi ini berpotensi jadi game changer bagi negara dengan iklim panas. Itu sebabnya saya memastikan siapa pun dapat memakainya," kata Dr. Saud. Ia pun mengaku sangat bangga bahwa teknologi dari Qatar ini dapat ditiru oleh negara dan bisnis lain.




(fyk/afr)