Pada 4 November 1922 atau satu abad yang lalu, ditemukan makam Raja Tutankhamun atau Raja Tut di Mesir. Dia adalah salah seorang Firaun Mesir paling terkenal, yang memerintah pada sekitar tahun 1330 sebelum Masehi.
Meski sudah begitu lama berlalu, masih cukup banyak misteri yang melingkupi makam tersebut. Makam Raja Tut ditemukan oleh tim yang dipimpin arkeolog asal Inggris, Howard Carter.
Seperti dikutip detikINET dari The Sun, Senin (7/11/2022) proses penggalian butuh waktu sekitar 10 tahun sampai selesai. "Itu adalah pertama kalinya sebuah makam raja ditemukan hampir dalam keadaan utuh," kata Daniela Rosenow, akademisi dari University of Oxford's Griffith Institute.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makam ini memberi kita pencerahan, seperti sebuah mesin waktu, ke Mesir kuno karena ada lebih dari 5.000 obyek, sebagian untuk pemakaman dan banyak di antaranya adalah obyek sehari-hari, benda-benda yang telah dipakai oleh Raja Tut," papar dia.
Akan tetapi masih banyak misteri belum diketahui soal Raja Tut, yang meninggal pada usia 19 tahun di sekitar 1323 Sebelum Masehi. Misalnya mengenai keluarganya.
"Dalam hal itu, makam itu jadi sedikit mengecewakan karena banyak pakar Mesir berharap menemukan lebih banyak pengetahuan tentang zaman di saat dia hidup," tambah Daniela.
Jadi, para pakar masih berusaha mencari tahu tentang kehidupan Raja Tut, dan juga obyek-obyek yang ada di makam belum sepenuhnya diteliti. Malah dalam penelitian terbaru, mungkin saja masih ada harta karun yang masih terkubur di sekitar makam Raja Tut.
Bahkan menurut arkeolog Inggris Dr Nicholas Reeves, bisa saja ada makam tersembunyi salah satu sosok terkenal lain di Mesir kuno, yaitu ibu tiri sang raja, Ratu Nefertiti.
"Makam ini yang merupakan penemuan arkeologi terbesar di dunia masih punya banyak hal, bahkan berpotensi jauh lebih impresif daripada kuburan Raja Tut. Saya kira wanita paling terkenal di dunia kuno itu juga dikubur di sana," cetus Dr Nicholas.
Hal menarik lainnya soal makam Raja Tut adalah soal kutukan yang konon menyertainya. Kabarnya, beberapa orang yang terlibat dalam pencarian makam ini meninggal dunia tak lama setelah menggali dan membukanya.
Salah satu penyandang dana utama pencarian makam Raja Tut adalah bangsawan Inggris, George Edward Stanhope. Nah, dia sakit dan meninggal pada tahun 1923, sekitar setahun setelah pembukaan makam Raja Tut.
Halaman selanjutnya, kutukan Firaun>>>
Kematiannya dinilai misterius, yang memicu isu kutukan Firaun tersebut. "Kutukan Firaun berusia 3.000 tahun terlihat dalam penyakit George," tulis sebuah headline surat kabar di masa itu. Bahkan pengarang Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle mempercayai kutukan tersebut.
Namun demikian, George dilaporkan sudah tidak sehat sebelum tiba di Kairo. Beberapa kematian lagi dilaporkan terhadap orang yang terlibat dalam penggalian makam. Namun dalam penyelidikan James Randi yang menulis An Encyclopedia of Claims, Frauds, and Hoaxes of the Occult and Supernatural, kenyataannya tidak demikian.
Anak George meninggal dunia di tahun 1980 atau 70 tahun kemudian. Lalu Howard Carter yang tidak hanya menemukan makam itu dan membukanya, tapi juga memindahkan mumi Raja Tut, hidup sampai tahun 1939 atau 16 tahun kemudian.
Anggota tim yang lain, Richard Adamson, hidup 60 tahun lagi sampai ia meninggal di 1982. "Tim penggali ini rata-rata meninggal di usia 73 tahun," tulis James, yang berarti normal seperti manusia pada umumnya.
Lalu dari mana kisah kutukan Firaun ini berasal? Rupanya dari anggota tim itu sendiri, Howard Carter. Setidaknya itu yang tertulis di buku tersebut.
"Ketika makam Raja Tut ditemukan dan dibuka di 2022, itu adalah peristiwa arkeologi besar. Untuk menghalangi media, kepala tim penggalian Howard Carter, mengisahkan bahwa kutukan menimpa siapa pun yang mengganggu makam itu. Dia bukan penemu gagasan makam terkutuk, tapi memanfaatkannya untuk menjauhkan pengganggu," tulis buku itu.