Ilmuwan dan perusahaan bioteknologi punya ide membangkitkan kembali mamut atau gajah purba yang sudah punah. Inovasi ini didukung oleh badan intelijen Amerika Serikat CIA.
Sudah sejak lama, bencana iklim membayangi masa depan Bumi, mengingat manusia terus menghancurkan habitat, mencemari lautan, dan memompa gas rumah kaca ke atmosfer.
Hal ini salah satunya berdampak pada kepunahan hewan. Jika Bumi makin rusak, spesies akan lebih cepat punah. Ilmuwan pun bekerja keras mencoba membendung masalah yang jadi penyebabnya, sedangkan yang lain berupaya mencari metode yang lebih abstrak untuk mencegah hewan benar-benar mati.
Salah satu metode tersebut, dijuluki "de-extinction", mencoba mengkloning genetik DNA purba untuk menghidupkan kembali spesies yang sebelumnya telah punah. Inilah yang dilakukan oleh perusahaan bernama Colossal Biosciences.
Baru-baru ini mereka mengumumkan akan menghidupkan kembali harimau Tasmania yang sudah punah. Sebelumnya, mereka juga mengumumkan proyek menghidupkan lagi gajah purba.
Upaya ini mendapat perhatian dari CIA. Perusahaan modal ventura CIA telah bergabung dengan investor terkenal lainnya menyuntikkan dana pada Colossal Biosciences.
Dana ini akan digunakan Colossal Biosciences dalam pengembangan teknologi pengeditan gen CRISPR, untuk membangkitkan mamut dan harimau Tasmania.
Menurut Colossal, kloningan dari mamut yang "bangkit dari kubur" ini akan dikembalikan ke habitat inti mamut guna memulihkan padang stepa yang dulu menjadi bioma paling luas di Bumi.
Restorasi bioma dan upaya konservasi hewan punah diharapkan dapat mencegah pencairan lapisan es Arktik, sehingga menghindari pelepasan metana dalam jumlah besar yang terperangkap di dalamnya.
Agak mengejutkan memang mengetahui CIA tertarik berinvestasi dalam teknolohgi ini. In-Q-Tel, perusahaan modal ventura nirlaba yang didanai oleh CIA, menjawab rasa penasaran ini.
Mereka menyatakan bahwa pemerintah AS memperhatikan kemajuan terbaru dalam bioteknologi, karena kebangkitan spesies yang punah akan menandai lompatan teknologi dengan implikasi di segala hal mulai dari konservasi hingga kedokteran.
Teknologi semacam itu dapat membentuk ekosistem melalui pengenalan kembali organisme, suatu bentuk rekayasa ekologi yang dapat menjadi bagian dari perselisihan nasional di masa depan.
Simak Video "Penampakan Deretan Mobil Otonom Diuji Coba di China"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)