Pesawat NASA Sukses Tabrak Asteroid, Lindungi Bumi dari 'Kiamat'
Hide Ads

Round up

Pesawat NASA Sukses Tabrak Asteroid, Lindungi Bumi dari 'Kiamat'

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 28 Sep 2022 06:50 WIB
Pesawat luar angkasa NASA menghancurkan diri dengan menabrak asteroid
Foto: BBC World
Jakarta -

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, NASA berhasil menabrakkan pesawat luar angkasa ke permukaan asteroid. Ini merupakan bagian dari misi NASA untuk melindungi Bumi dari ancaman asteroid berbahaya, yang bisa memicu bencana luar biasa.

Pesawat bernama Double Asteroid Redirection Test (DART) ini menabrak asteroid Dimorphos yang berjarak 7 juta km dari Bumi pada Senin (26/9) pukul 19.14 waktu Amerika Serikat bagian timur.

Misi ini diluncurkan pada November 2021 untuk mengubah orbit Dimorphos yang mengelilingi asteroid Didymos untuk membuktikan bahwa manusia bisa mengubah arah asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini merupakan salah satu cara melindungi Bumi dari hantaman asteroid berbahaya seperti yang membuat dinosaurus punah.

"Dinosaurus tidak memiliki program luar angkasa untuk membantu mereka, tapi kita punya," kata Chief Scientist and Senior Climate advisor NASA Katherine Calvin sebelum tabrakan DART, seperti dikutip dari Space, Selasa (27/9/2022).

ADVERTISEMENT

"Jadi DART mewakili kemajuan penting dalam memahami potensi bahaya di masa depan dan bagaimana melindungi planet kita dari potensi tabrakan," sambungnya.

DART mulai mendekati Dimorphos, asteroid berdiameter 163 meter, sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Pesawat antariksa ini mengirimkan foto ke Bumi setiap detiknya yang memperlihatkan asteroid Dimorphos dari titik kecil sampai semakin besar.

Pada pukul 17.14, DART berhenti mengirimkan gambar setelah tabrakan terjadi dan kehilangan sinyal. Pesawat luar angkasa seberat 600 kg itu menghantam Dimorphos dengan kecepatan 22.500 km/jam yang diharapkan cukup untuk mendorong asteroid Dimorphos dan mengubah orbitnya.

Halaman selanjutnya, Dimorphos bukan asteroid berbahaya>>>

Meski dipilih sebagai target, Dimorphos sebenarnya bukan asteroid yang membahayakan Bumi. Asteroid ini dipilih karena bagian dari sistem biner dan mengorbit Didymos setiap 11 jam dan 55 menit, cukup singkat sehingga perubahan di orbitnya akan langsung terdeteksi teleskop di Bumi.

Setelah tabrakan ini, tugas NASA belum selesai. Puluhan teleskop yang ada di Bumi sekarang akan mengawasi Dimorphos dan Didymos selama beberapa bulan ke depan untuk melihat dampak tabrakan tersebut kepada orbit Dimorphos.

NASA meluncurkan misi senilai Rp 4,9 triliun itu untuk mengetahui apakah manusia bisa mengubah arah asteroid. Jika berhasil, cara ini akan menjadi salah satu solusi untuk melindungi Bumi dari ancaman asteroid berbahaya seperti yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun silam.

"Ini merupakan penyelesaian yang sukses dari bagian pertama uji coba pertahanan planet pertama di dunia," kata Administrator NASA Bill Nelson, seperti dikutip dari Engadget.

"Saya yakin ini akan mengajari kita bagaimana cara melindungi planet kita sendiri dari asteroid yang akan datang suatu saat nanti. Kami menunjukkan bahwa pertahanan planet adalah upaya global dan sangat mungkin untuk menyelamatkan planet kita," sambungnya.

Dalam beberapa minggu ke depan, puluhan teleskop yang ada di Bumi akan mengawasi efek tabrakan tersebut. Tim DART juga akan sibuk menganalisis semua data yang dikumpulkan oleh impactor dan kamera sebelum kematian wahana antariksa tersebut.