Bahaya! Lapisan Es Zombie Bikin Permukaan Laut Naik

Bahaya! Lapisan Es Zombie Bikin Permukaan Laut Naik

ADVERTISEMENT

Bahaya! Lapisan Es Zombie Bikin Permukaan Laut Naik

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 30 Agu 2022 16:47 WIB
FILE - In this Aug. 16, 2019 file photo, icebergs float away as the sun rises near Kulusuk, Greenland. According to a study released on Thursday, Aug. 20, 2020, Greenland lost a record amount of ice during an extra warm 2019, with the melt massive enough to cover California in more than four feet (1.25 meters) of water. (AP Photo/Felipe Dana, File)
Foto: AP/Felipe Dana
Jakarta -

'Es zombie' dari lapisan es Greenland yang besar pada akhirnya akan menaikkan permukaan laut global, setidaknya 27 cm. Naiknya permukaan laut adalah tanda bahaya bagi Bumi.

Lapisan es zombie adalah es yang masih menempel pada area es yang lebih tebal, tetapi tidak lagi 'diberi makan' oleh gletser yang lebih besar itu. Hal itu karena gletser induk semakin sedikit mengisi salju. Sementara itu, es yang hancur akan mencair akibat perubahan iklim.

"Ini adalah es mati dan hanya akan mencair dan menghilang dari lapisan es," kata rekan penulis studi William Colgan, ahli glasiologi di Geological Survey of Denmark and Greenland, dikutip dari HuffPost, Selasa (30/8/2022).

"Es ini dibuang ke laut, terlepas dari skenario iklim (emisi) apa yang kita ambil sekarang," sambungnya.

Penulis utama studi Jason Box, seorang ahli glasiologi di survei Greenland, mengatakan kenaikan permukaan laut hingga 27 cm tak terhindarkan dalam penelitian ini.

Lebih dari dua kali lipat kenaikan permukaan laut seperti yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya berasal dari pencairan lapisan es Greenland.

Studi dalam jurnal Nature Climate Change mengatakan, naiknya permukaan laut bisa mencapai hingga 78 cm. Sebaliknya, laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim tahun lalu memproyeksikan kisaran 6-13 cm untuk kemungkinan kenaikan permukaan laut dari pencairan es Greenland pada tahun 2100.

Apa yang dilakukan para ilmuwan untuk penelitian ini adalah melihat keseimbangan es. Dalam keseimbangan sempurna, hujan salju di pegunungan di Greenland mengalir ke bawah dan mengisi kembali serta menebalkan sisi gletser, sehingga menyeimbangkan apa yang mencair di tepinya.

Tetapi dalam beberapa dekade terakhir, ada lebih sedikit pengisian dan lebih banyak pencairan sehingga menciptakan ketidakseimbangan. Penulis studi melihat rasio apa yang ditambahkan dengan apa yang hilang dan menghitung bahwa 3,3% dari total volume es Greenland tetap akan mencair, terlepas dari apa yang manusia coba lakukan untuk mengurangi polusi karbon.

Salah satu penulis penelitian mengatakan bahwa lebih dari 120 triliun ton es sudah ditakdirkan untuk mencair karena ketidakmampuan lapisan es yang memanas untuk mengisi kembali tepiannya. Ketika es itu mencair menjadi air, jika hanya terkonsentrasi di satu tempat, misalnya Amerika Serikat, kedalamannya akan mencapai 11 meter.

Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menghitung hilangnya es minimum dan kenaikan permukaan laut yang menyertainya untuk Greenland, salah satu dari dua lapisan es besar di Bumi yang perlahan menyusut karena perubahan iklim akibat pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam.

Para ilmuwan menggunakan teknik yang diterima untuk menghitung kehilangan es minimum, yang digunakan pada gletser gunung untuk seluruh pulau beku raksasa.

Ahli glasiologi dari Pennsylvania State University Richard Alley, yang bukan bagian dari penelitian ini, mengatakan hal itu masuk akal. Ia mengatakan bahwa pencairan dan kenaikan permukaan laut yang dilakukan adalah seperti es batu yang dimasukkan ke dalam secangkir teh panas di ruangan yang hangat.

"Dengan cara yang sama, sebagian besar gletser gunung di dunia dan tepi Greenland akan terus kehilangan massa jika suhu distabilkan pada tingkat modern karena mereka telah dimasukkan ke udara yang lebih hangat seperti es batu dimasukkan ke dalam teh yang lebih hangat," ujarnya.

Dampak kenaikan permukaan laut

Meskipun 27 cm terdengar sedikit, perlu diingat kenaikan itu adalah rata-rata global. Dampaknya tidak main-main, beberapa daerah pesisir bisa terendam, dan gelombang pasang serta badai di wilayah tersebut bisa menjadi lebih buruk.

"Bencana ini akan memiliki dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang besar," kata Ellyn Enderlin, profesor geosains di Boise State University.

Leigh Stearns dari University of Kansas dan Sophie Nowicki dari University of Buffalo mengatakan mereka tidak dapat memperkirakan waktu terjadinya pencairan, namun hanya menyebutkan "dalam abad ini".

Colgan dan timnya juga tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan semua es hancur dan mencair. Mereka hanya bisa memperkirakan berdasarkan perhitungan sains, mungkin pada akhir abad ini atau setidaknya pada tahun 2150.

Colgan mengatakan ini sebenarnya adalah skenario kasus terbaik. Tahun 2012 (dan pada tingkat yang berbeda 2019 ) adalah tahun pencairan es besar-besaran. Saat itu terjadi keseimbangan antara penambahan dan pengurangan es.

Jika Bumi mulai mengalami tahun-tahun seperti itu lagi seperti di 2012, pencairan Greenland bisa memicu kenaikan permukaan laut hingga 78 cm. Contoh di tahun 2012 dan 2019 mungkin tampak ekstrem sekarang, namun mungkin akan menjadi biasa di tahun-tahun mendatang.



Simak Video "Suhu Panas Ekstrem, Lapisan Es Greenland Kini Sering Mencair"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT