Atlantis yang Hilang Adalah Indonesia?
Hide Ads

Eureka!

Atlantis yang Hilang Adalah Indonesia?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 24 Agu 2022 16:13 WIB
Jakarta -

Pada Zaman Es, sekitar 18.000 ribu tahun yang lalu, Indonesia masih bergabung dengan sebagian daerah Asia dan Asia Tenggara dalam Benua Sundaland. Konon, Indonesia adalah Atlantis yang hilang ketika masih berwujud Sundaland. Benarkah itu?

Atlantis adalah kota yang dipercaya oleh filsuf Plato memiliki kejayaan dan peradaban yang lebih maju di masa silam. Namun, Atlantis dikisahkan tenggelam karena bencana yang menimpa penduduknya.

Bagaimana pendapat ilmuwan mengenai ini? Dalam acara 'Eureka! Edisi 8: Misteri Indonesia Benua Tenggelam', Ahli Paleontologi ITB Prof Yahdi Zaim memberikan tanggapannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Plato itu hidup 350-300 SM. Dan Plato tidak menyatakan Atlantis itu ada di Indonesia atau Asia Tenggara. Plato mengatakan, karena ada gempa maka lenyap yang namanya Atlantis hanya dalam satu malam. Nah, ini kalau secara geologi bisa (terjadi) tapi sejauh ini data belum menunjukkan adanya peristiwa seperti itu," ujar Prof Zaim.

Contoh kejadian yang melenyapkan satu pulau dalam sehari adalah letusan Gunung Krakatau pada 1883. Akan tetapi, meski rubuh dalam sehari, erupsinya membutuhkan waktu berminggu-minggu.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Plato pun lahir jauh setelah peristiwa hancurnya Atlantis yang ia klaim sendiri. Karena itu, Plato sebenarnya juga tidak mengetahui secara langsung soal keberadaan Atlantis yang ia sebutkan dalam bukunya.

"Atlantis disebutkan sebagai wilayah benua yang nyaman dan sejahtera. Kalau dikaitkan dengan Sundaland, belum ada bukti. Ilmu pengetahuan harus disertai bukti," ucapnya.

"Sundaland sudah tenggelam dengan kedalaman sekitar 100 meter. Untuk mencari bukti katakanlah arkeologi, itu butuh eskavasi atau penggalian arkeologi. Atau penelitian paleontologi, harus ke lapangan. Ya nggak mungkin kita menyelam, mahal sekali," sambung Prof Zaim.

Untuk mengambil sampel dari batuan juga hanya bisa dilakukan dengan kedalaman sekian meter. Sehingga, ada kesulitan untuk menelusuri bukti apakah Sundaland adalah Atlantis yang hilang. Jika mengambil sampel di daratan saja sulit, apalagi sampel yang ada di kedalaman 100 meter bawah laut.

"Itu harus ada teknologi yang luar biasa, penggalian bisa berbulan-bulan dan sampai sekarang belum ada teknologi yang dilakukan di Laut Jawa untuk membuktikan adanya Atlantis. Maka, jika tidak ada bukti empirik seperti itu, susah untuk mengatakan secara keilmuan itu terbukti," katanya.

Kendati demikian, untuk klaim seperti adanya Atlantis sah-sah saja, menurut Prof Zaim. Namun, untuk secara keilmuan, Prof Zaim sendiri masih meragukan soal Sundaland sebagai Atlantis yang hilang. Kesimpulannya, klaim bahwa Indonesia sebagai Atlantis yang hilang, belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

(ask/fay)