Banjir bandang yang terjadi di Garut beberapa pekan yang lalu menyisakan kejutan berupa tiga ekor ikan raksasa. Ternyata itu merupakan ikan arapaima peliharaan warga yang terlepas.
Di Indonesia, ikan eksotis ini biasanya hanya ditemukan di kebun binatang. Tapi belakangan banyak juga yang memelihara ikan arapaima di kolam pribadinya.
Lantas apa itu ikan arapaima dan dari mana asalnya? Berikut ini fakta-fakta ilmiah ikan arapaima yang dihimpun detikINET dari berbagai sumber:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ditemukan Kepiting Langka Bergigi Manusia |
Ikan asli Amazon
Ikan arapaima, atau yang nama ilmiahnya Arapaima gigas, merupakan ikan air tawar yang banyak ditemukan di Amerika Selatan, tepatnya perairan Amazon serta danau dan rawa di sekitarnya.
Warga Brasil menyebut ikan ini dengan nama pirarucu, yang jika diterjemahkan secara kasar berarti ikan merah. Sedangkan warga Peru mengenal ikan ini dengan nama paiche.
Ikan arapaima merupakan salah satu sumber protein andalan warga di sekitar Amazon selama berabad-abad. Daging ikan ini biasanya dikeringkan dan diawetkan oleh warga sehingga bisa disimpan dalam waktu lama tanpa membusuk.
Panjangnya bisa sampai 4 meter
Ciri fisik utama ikan arapaima adalah ukurannya yang besar dan panjang. Di alam liar, panjang ikan arapaima bisa mencapai 4 meter dengan berat hingga 200 kg. Tidak heran jika ikan arapaima dilabeli sebagai ikan air tawar terbesar di dunia.
Ikan arapaima memiliki kepala yang lebar dan bertulang. Tubuhnya terlihat ramping dengan sirip yang membentang di sepanjang punggungnya. Kepala ikan arapaima memiliki warna hijau tembaga, badannya berwarna hitam dengan bagian tengah berwarna putih, dan ekor berwarna merah.
Karena insangnya yang kecil, ikan arapaima bernapas dengan menghirup udara dan bisa bertahan hidup di sungai dengan kadar oksigen rendah. Ikan ini biasanya berenang di dekat permukaan air agar bisa bernapas, dan hanya bisa bertahan di dalam air selama 10-20 menit.
Selama ini, Arapaima gigas diyakini sebagai satu-satunya spesies ikan arapaima yang ada di alam liar. Tapi hasil penelitian terbaru menunjukkan setidaknya ada lima atau lebih spesies ikan arapaima.
Populasinya terancam
Karena sering berenang di dekat permukaan air, ikan arapaima jadi sering diburu oleh manusia. Populasinya di perairan Amazon sempat berkurang secara drastis akibat overfishing atau penangkapan ikan yang berlebihan.
Tapi dalam beberapa tahun terakhir, komunitas memancing di Brasil mulai mengenalkan praktek manajemen baru untuk mencegah overfishing dan meningkatkan populasi ikan arapaima.
Reproduksi ikan arapaima mengikuti musim banjir di Amazon. Saat kondisi musim kemarau dan air surut, ikan arapaima betina akan membuat sarang di dasar sungai untuk bertelur.
Sekali bertelur, ikan arapaima bisa mengeluarkan ribuan telur. Telur-telur ini baru akan menetas saat musim hujan dimulai, atau sekitar bulan November dan Desember.
Predator ganas
Ikan raksasa ini menggunakan strategi 'gulper' saat mencari makan. Dengan membuka mulutnya yang besar, ikan ini bisa menyedot makanan apapun yang ada di dekatnya.
Makanan utama ikan arapaima adalah ikan lainnya, tapi mereka juga bisa memakan buah, biji-bijian dan serangga. Ikan ini dikenal sebagai predator yang ganas karena bisa berenang dengan cepat untuk membantunya lompat dari air dan memangsa burung atau kadal yang ada di pohon.
Karena ukurannya yang sangat besar, ikan arapaima biasa menjadi predator tertinggi di perairan tempatnya berenang. Kulit dan sisiknya juga sangat tebal, bahkan sulit ditembus oleh ikan piranha.
Ikan ini sering ditemukan di negara lain yang bukan habitatnya, sehingga dikhawatirkan menjadi spesies invasif atau hama yang membahayakan. Apalagi ikan arapaima juga dikenal sebagai salah satu spesies ikan yang bisa bertumbuh kembang dengan sangat cepat.
Sebagai predator utama, ikan arapaima yang dikenalkan di perairan baru bisa mengancam populasi ikan asli karena nafsu makannya yang besar. Akibatnya, ikan-ikan asli bisa digantikan oleh ikan asing yang berbahaya.
Baca juga: Indonesia Hujan Air, India Malah Hujan Ikan |
Dilarang masuk Indonesia
Tiga ekor ikan arapaima yang muncul setelah banjir bandang di Garut disebut merupakan peliharaan warga yang lepas. Ikan-ikan itu diduga lepas setelah kolam tempat teinggalnya meluap saat banjir terjadi.
Ini bukan pertama kalinya kemunculan ikan arapaima di Indonesia memancing kehebohan. Pada tahun 2018 lalu, ikan raksasa itu muncul di Sungai Brantas, Jawa Timur setelah diduga dilepas oleh pemiliknya.
Karena keganasannya, ikan arapaima merupakan salah satu dari 152 spesies ikan yang dilarang masuk ke wilayah Indonesia. Ini diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.